BANDUNG – Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) ARS Internasional. Menggandeng Universitas Digital (UTD) kembali menggelar kegiatan pengabdian masyarakat. Kali ini. Fokus kegiatan kali ini, tertuju pada peningkatan ekonomi para petani lebah madu. Di Kampung Cikurutug, Desa Wisata Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.
Kegiatan berlangsung selama tiga (3) hari, mulai tanggal 14 hingga 16 Juli 2024. Hal itu, mengangkat tema “Bimbingan Peningkatan Modal Sosial Petani Lebah Madu Melalui Media Sosial TikTok”. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Musafa, M.Si., dari STP ARS Internasional.
Dalam kegiatan ini, para peserta terdiri dari 4 orang dosen, 3 orang mahasiswa dari STP ARS Internasional. Dan 2 orang perwakilan petani lebah madu mendapatkan pelatihan intensif mengenai pemanfaatan platform TikTok.
Hal itu, untuk memasarkan produk madu mereka. Pelatihan ini, meliputi teknik pembuatan konten menarik, strategi pemasaran digital, hingga pengelolaan akun media sosial secara efektif.
“Kami berharap melalui kegiatan ini, para petani madu bisa meningkatkan pendapatan mereka secara signifikan. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial, produk madu lokal dapat dikenal lebih luas. Tentunya, juga bisa bersaing di pasar yang lebih besar,” ucap Ketua Pelaksana Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Abdimas), Musafa. Ditemui awak media Geobdg, di Bandung, Sabtu, 27 Juli 2024.
Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan bentuk sinergi antara dunia pendidikan dan masyarakat. Melalui kolaborasi ini, diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi pengembangan ekonomi lokal. Dan pemberdayaan masyarakat di kawasan Wisata Ciburial, Kabupaten Bandung ini.
Sementara itu, Kaprodi Pascasarjana Universitas Teknologi Digital (UTD) Eka Purwanda, menjelaskan pentingnya inovasi dalam mengembangkan produk madu asli dari Ciburial ini. Tentunya, perlu pendampingan dari kalangan akademik agar produk lokal ini bisa merambah ke nasional bahkan internasional.
“Produksi madu alami dari Kampung Madu ini memiliki potensi pasar yang sangat besar. Dengan inovasi yang tepat, produk madu tak hanya menjadi komoditas semata. Tetapi juga menjadi brand lokal yang dikenal secara nasional,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Dadan Ramdan, tokoh masyarakat pembudidaya lebah madu Jawa Barat. Hal itu, melihat potensi besar dari pengembangan budidaya lebah madu di Ciburial.
“Dengan letak geografis yang strategis dan sumber daya alam yang melimpah. Kampung Madu Cikurutug memiliki keunggulan komparatif dalam produksi madu berkualitas,” ujar Dadan.
Inovasi Produk
Sedangkan, Ketua Kelompok Tani Lebah Madu, Aepudin mengungkapkan bahwa Kampung Cikurutug sendiri memiliki kekayaan biodiversitas lebah madu yang cukup tinggi. Selain lebah lokal (Apis cerana) yang umum ditemukan. Ada juga lebah liar (Apis dorsata) yang hidup di hutan sekitar Tahura.
“Ya, lebah liar ini menghasilkan madu dengan kualitas yang sangat baik. Namun sulit untuk dibudidayakan karena sifatnya yang agresif,” ungkapnya.
Hal iitu, kata Aepudin, mengakui bahwa usia lebah lokal yang sudah tua menjadi tantangan tersendiri bagi para petani. Produksi madu semakin menurun karena banyak koloni lebah yang sudah tua dan perlu peremajaan.
“Melalui kegiatan ini, para petani madu tak hanya diajarkan cara membuat konten menarik untuk TikTok. Tetapi juga diberikan pemahaman mengenai pentingnya inovasi produk dan pengembangan merek'” tukasnya.
“Harapannya, dengan dukungan dari berbagai pihak, produk madu dari Kampung Cikurutug dapat semakin dikenal. Dan busa diminati oleh konsumen, baik di tingkat lokal maupun nasional,” pungkas dia. <Anto/geobdg>