LONDON–Kemampuan Rusia untuk melakukan pembalasan jika para pemimpin Barat menyita aset-asetnya yang dibekukan terkikis oleh berkurangnya investasi asing. Namun, para pejabat dan ekonom mengatakan masih ada cara untuk melakukan serangan balik.
Menurut Reuters, Kamis (2/5), Amerika Serikat ingin menyita cadangan devisa Rusia yang tidak dapat bergerak – sekitar 300 miliar dolar AS (Rp 4,8 biliun) secara global – dan menyerahkannya ke Ukraina. Sementara para pemimpin Uni Eropa lebih memilih untuk membatasi keuntungan dari aset-aset tersebut yang diperkirakan jumlahnya akan mencapai 15-20 miliar euro pada tahun 2027.
Sebagian besar dana tersebut disimpan secara terpusat. Artinya dana tersebut dapat diakses jika negara-negara Barat memutuskan untuk mengambil dana tersebut.
Rusia mengatakan, setiap upaya untuk mengambil modal atau bunganya merupakan tindakan “bandit” dan telah memperingatkan akan adanya konsekuensi yang sangat buruk, meskipun tidak jelas bagaimana tindakan yang akan diambil.
Mantan Presiden Dmitry Medvedev mengakui bahwa Rusia tidak memiliki cukup properti negara AS untuk membalas secara simetris. Sebagai gantinya, Rusia harus mengambil uang tunai dari investor swasta – suatu langkah yang menurutnya juga tidak kalah menyakitkan. <ds/geobdg>