Manasik Haji Ramah Lansia Terus Digaungkan Kemenag

3 minutes, 8 seconds Read

Foto: Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Arsad Hidayat (depan) saat memberikan arahan seluruh KBIH untuk terus melakukan Manasik Haji Ramah Lansia,

JAKARTA — Keberangkatan Jemaah Haji Indonesia dalam setiap tahunnya didominasi oleh jemaah lansia. Sudah hampir dua musim haji, tren tersebut bisa disikapi oleh para KBIHU (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah) dengan menyelenggaraan manasik haji yang ramah lansia.

Dalam kegiatan seminar manasik haji ramah lansia yang digelar ini, melibatkan sejumlah stakeholder perhajian Indonesia, diantaranya FK KBIHU (Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah), BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji), AMPHURI (Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia), IPHUIN (Ikatan Pembimbing Haji Umrah Indonesia), dan Asosiasi Haji dan Komunitas Masyarakat Haji.

Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Arsad Hidayat, mengatakan saat menghadiri Seminar Nasional Gerakan Kesadaran Nasional Ber-Haji Mampu dan Sehat di Menara 165 Jakarta Selatan, dikutip kemenag.go.id, belum lama ini.

Tentunya, dengan mekanisme pendaftaran sepanjang tahun yang diakukan sejauh ini, siapa saja yang punya uang bisa berangkat.

“Hal itu, yang menyebabkan kedepannya setiap tahun penyelenggaraan haji akan didominasi oleh jemaah lansia,” katanya.

“Hal ini, perlu adanya sebuah pendekatan manasik yang baru, yakni manasik yang ramah lansia. Dengan Buku Pedoman Manasik Haji Khusus Lansia dari Kementerian Agama bisa menjadi pedoman bagi pihak KBIHU guna membimbing para jemaahnya denfan baik,” papar Arsad.

Foto: Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Arsad Hidayat.

Saat ini, katanya, Kementerian Agama sudah memberlakukan kebijakan istithaah kesehatan bagi Jemaah Haji sebelum melaksanakan pelunasan. Hal tersebut, disebabkan tingginya angka kematian Jemaah Haji Indonesia pada operasional haji tahun 2023.

“Ya, tentu ada evaluasi yang kita lakukan terhadap kondisi kemarin, dimana angka kematian jemaah haji adalah yang tertinggi dalam sejarah haji yang kami alami. Ditambah lagi mereka yang dirawat di Rumah Sakit dan Klinik Kesehatan di Arab Saudi pasca operasional haji, total jemaah haji yang wafat mencapai angka 820 orang,” tandas Arsad.

“Jadi kebijakan haji tahun 2024 nanti, adalah jemaah harus sehat, istithaah dulu secara kesehatannya, baru bisa melunasi Bipih. Hal itu, langkah yang sangat berani dan bukan tanpa alasan, kita hanya ingin jemaah yang berangkat merasa nyaman,” kilahnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal FK KBIHU Cepi Supriatna menjelaskan bahwa terdapat lebih dari 70% Jemaah Haji Indonesia yang terafiliasi dengan KBIHU. Hal itu, menjadikan peran KBIHU juga sangat penting dalam mengawal penyelenggaraan ibadah haji dan pelaksanaan ibadah oleh jemaah di Tanah Suci.

“Ya, tak kurang dari 70% Jemaah Haji Indonesia berafiliasi ke KBIHU, artinya mabrur tidaknya haji jemaah tergantung pada KBIHU-nya pula,” jelasnya.

Cepi menambahkan bahwa pihaknya siap berkomitmen untuk memperkuat ekosistem perhajian Indonesia melalui sinkronisasi kebijakan-kebijakan yang ditelah ditetapkan. Termasuk penerapan istithaah kesehatan Jemaah Haji sebelum akan melakukan pelunasan Bipih.

“Hal itu, adalah salah satu upaya untuk memperoleh kondisi kesehatan yang diharapkan oleh jemaah sendiri. Sehingga pada akhirnya, mereka pun bisa melunasi Bipih,” pungkasnya.

<Anto/Geobdg>.

Share us:

Similar Posts