BANDUNG — Insiden kembali terjadi di ITSS kemarin Kamis (14/6/2024) terjadi pukul 22.00 WITA. Manajer Media Relations PT IMIP Dedy Kurniawan mengonfirmasi hal tersebut. Tapi, dia membantah kecelakaan terjadi karena ledakan tungku smelter.
“Bukan ledakan smelter, tetapi semburan uap panas. Terjadi ketika karyawan melakukan pembersihan terak baja yang terdapat dilantai pabrik,” ujar Dedy. Melalui keterangan tertulis, Jumat, 14 Juni 2024.
Dedy mengatakan, kecelakaan kerja itu terjadi ketika sejumlah karyawan membersihkan lantai pabrik dari ceceran terak baja. Untuk mempermudah proses pembersihan, dilakukan pemotongan terak baja.
Usai dipotong, tiba-tiba salah seorang karyawan menyiram air pada terak baja yang baru saja dipotong. Dengan maksud untuk mempercepat proses pendinginan, akibatnya terjadi semburan uap panas dan mengenai dua orang karyawan.
“Penanganan yang dilakukan oleh pihak tim safety IMIP adalah melakukan investigasi kecelakaan kerja di tempat itu,” tutur Dedy.
Buntut kejadian kemarin, SPIM-KPBI, tuntut Departemen Ferosilicon PT ITSS bertanggung jawab secara penuh. Serikat juga meminta agar departemen tempat kecelakaan kerja Kamis malam itu ditutup, ungkap Ketua Harian DPP SPIM-KPBI, Rudin M. Melalui keterangan tertulis, pada Jumat 14 Juni 2024.
Menurut Rudi, kecelakaan kerja berulang di ITSS. Hal itu, membuktikan bobroknya sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di perusahaan itu. Kecelakaan ini terjadi lantaran lemahnya pengawas ketenagakerjaan di Kawasan IMIP.
Sedangkan, Ketua Serikat Buruh Industri Pertambangan dan Energi (SBIPE) IMIP, Henry Foord Jebss. Dia mendesak audit menyeluruh di smelter yang beroperasi di Kawasan IMIP.
“Audit menyeluruh harus dilakukan tim independen yang melibatkan serikat buruh. Sebagaimana tuntutan kami setelah tragedi ITSS Desember lalu,” kata Henry.
SBIPE IMIP juga mendesak perusahaan bertanggung jawab atas kejadian Kamis malam kemarin. Semua korban, kata Henry, harus dipenuhi seluruh haknya.
Menurut dia, ada korban tragedi ledakan pada Desember 2023, penanganannya belum tuntas. Kami mendampingi para korban, memastikan hak mereka dipenuhi pihak perusahaan, pungkasnya. <Anto/geobdg>