Foto: Dokumen tambang Australia Nickel West

Tambang Kambalda Australia, Berhenti Sementara akibat Harga Nikel Terjun Bebas

1 minute, 28 seconds Read

BANDUNG —  Peryataan resmi, CEO Wyloo Luca Giacovazzi telah memantapkan keputusan agar menghentikan tambang Kambalda hanya bersifat sementara.

“Ya, kami saat ini menjajaki sejumlah opsi untuk masa depan bisnis kami, tentunya dalam jangka panjang, seperti mengembangkan konsentrator kami sendiri di wilayah Kambalda,” ungkapnya, dilansir CNBC Indonesia, Sabti 10 Pebruari 2024.

“Hal utama yang kami adalah mendukung karyawan kami melalui transisi ini, dan kami akan bekerja sama dengan mitra kontraktor dan Fortescue. Tentunya, agar kedepan menjajaki peluang kerja potensial bagi karyawan yang kami terkena dampak,” papar Giacovazzi.

Selain itu, katanya, perihal harga nikel yang terus merosot, harga nikel LME (cash) turun sebesar 45% sepanjang tahun 2023. Tentunya, penurunan ini akan kami kaji lebih lanjut, dan diharapkan kembali terjadi tahun ini dengan perkiraan median untuk harga rata-rata nikel LME akan turun 23% di 2024.

“Di pasar nikel diperkirakan akan dibanjiri oleh pasokan dari Indonesia yang mempunyai ambisi untuk menjadi pusat logam baterai global,” tandas Giacovazzi.

Terus terang prospek suram harga nikel ini, pasalnya, didasari atas ekspektasi bahwa pasokan nikel akan melebihi permintaan sebesar 240.500 ton pada tahun ini dan sebanyak 204.000 ton di tahun 2025.

Hal ini tersebut, kelebihan pasokan dalam jumlah besar di pasar global tahunan yang berjumlah tiga juta ton.

“Mengutip Trading Economics, harga nikel per 6 Februari 2024 ini ada di level US$ 15.660 per ton, turun 3,62% dibandingkan periode yang sama minggu lalu atau turun sebesar 2,56% secara bulanan,” pungkasnya.

<Anto/geobdg> 

Share us:

Similar Posts

Leave a Reply