DHAKA–Sedikitnya 59 orang tewas di Bangladesh di tengah meningkatnya bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa anti-pemerintah.
Menurut BBC pada Minggu, kerusuhan terjadi ketika para pemimpin mahasiswa mendeklarasikan kampanye pembangkangan sipil untuk menuntut Perdana Menteri Sheikh Hasina mundur.
Tiga belas petugas polisi tewas ketika ribuan orang menyerang kantor polisi di Distrik Sirajganj, kata polisi.
Protes mahasiswa dimulai dengan tuntutan penghapusan kuota pekerjaan pegawai negeri pada bulan lalu. Kini tunutan mereka berubah menjadi gerakan anti-pemerintah yang lebih luas.
Polisi telah menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan demonstran di seluruh negeri, serta memberlakukan jam malam. Sekitar 200 orang terluka.
Pada hari Minggu, Menteri Hukum dan Kehakiman Anisul Huq mengatakan kepada program Newshour BBC bahwa pihak berwenang menunjukkan pengekangan.
“Jika kami tidak menahan diri, akan terjadi pertumpahan darah. Saya kira kesabaran kita ada batasnya,” tambahnya.
Di ibu kota, Dhaka, akses internet pada perangkat seluler dimatikan.<ds/geobdg>