TOKYO–Pemerintah Jepang mengatakan, Tokyo tengah mempertimbangkan sanksi baru terhadap organisasi yang dicurigai terlibat dalam penyediaan material ke Rusia. Bahan itu dapat dikonversi untuk keperluan militer.
Sumber itu mengatakan, sanksi tersebut dapat mencakup larangan ekspor dari Jepang ke perusahaan-perusahaan di negara ketiga, termasuk di Cina.
Menurut NHK pada Rabu (12/6), rencana tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan tekanan terhadap aktivitas yang membantu operasi militer Rusia di Ukraina.
Sebelumnya dalam tahun ini Amerika Serikat (AS) menyatakan keprihatinannya mengenai ekspor nitroselulosa dari Cina ke Rusia. Nitroselulosa merupakan material yang memiliki kegunaan ganda yang dapat dipakai memproduksi amunisi.
Setelah kebijakan sanksi diterapkan, Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio akan menyampaikan kebijakan tersebut kepada negara-negara G7 lainnya pada KTT di Italia. Pertemuan tersebut rencananya akan digelar mulai Kamis (13/6).
Pemberlakuan sanksi oleh Jepang terhadap perusahaan-perusahaan di Cina akan menjadi yang pertama terkait dengan serangan Rusia di Ukraina.
Para pengamat mengatakan langkah ini akan mendorong Cina untuk bertindak secara bertanggung jawab demi perdamaian dan stabilitas global.<ds/geobdg>