BANDUNG — Kembali, jemaah Haji Indonesia yang berangkat pada gelombang kedua ini, mulai diterbangkan ke Arab Saudi. Mereka dari embarkasi tanah air akan mendarat langsung di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Untuk selanjutnya, mereka berangkat ke Makkah untuk menunaikan Umrah Wajib.
Kepala Bidang Bimbingan Ibadah pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Zulkarnain Nasution. Dia, meminta keseluruh jemaah haji gelombang kedua ini, agar melaksanakan mandi sunah dan mengenakan kain ihram sejak dari embarkasi masing-masing.
“Ya, kami minta Tim Pimbingbing Ibadah Haji Indonesia (TPHI) Kloter, untuk memperhatikan jemaahnya pada saat keberangkatan. Hal itu, agar mereka sudah mandi sunah dan mengenakan kain ihram. Hal itu sejak di embarkasi Tanah Air,” ungkap Zulkarnain di Jeddah, dilansir kemenag.go.id, belum lama ini.
“Apalagi bagi jemaah haji yang proses keberangkatannya sudah melalui layanan fast track,” paparnya.
Zulkarnain menambahkan, himbauan ini diharapkan memudahkan bagi seluruh jemaah yang akan mengambil miqat di Yalamlam. Sehingga, mereka tak perlu mandi atau berganti kain ihram di atas pesawat.
“Jemaah yang akan miqat di Yalamlam, tinggal salat di kursi pesawat dan langsung berniat ihram umrah,” kilahnya.
“Untuk bersuci, jemaah bisa bertayammum sebagai pengganti wudlu saa di dalam pesawat,” terang Zulkarnain.
Untuk mengenakan kain ihram sejak di Embarkasi ini, kata dia, juga tetap penting bagi jemaah. Hal itu bagi mereka yang akan miqat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Hal ini, waktu yang tersedia tak banyak.
Sehingga, begitu sampai di Bandara, jemaah bisa langsung berwudlu, salat sunnah dan niat umrah. Kemudian menuju bus untuk berangkat ke Makkah Al-Mukarramah.
“Miqat jemaah haji Indonesia bisa dilakukan ketika sampai di Bandara King Abdul Azis Jeddah. Hal ini sudah ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 1980, 1981, dan 2006. Bahwa miqat di Bandara Jeddah itu sah hukumnya,” jelasnya.
Bagi petugas Pembimbing Ibadah, kata, Zulkarnain, meminta untuk memberikan bimbingan pada jemaah terkait niat umrah. Hal itu, sebelum jemaah haji diberangkatkan dari aula transit ke bus yang akan membawa ke Mekkah. Pembimbing ibadah harus pula selalu mengingatkan terus jemaah terkait larangan setelah berihram.
“Ya, jangan sampai mereka sudah berniat ihram ketika di atas pesawat. Tetapi masih memakai penutup kepala dan memakai pakaian dalam dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Belajar dari tahun sebelumnya, paslnya, terkadang ada kain ihram jemaah yang kotor dan terkena najis saat tiba di bandara Jeddah. Ada juga jemaah yang masih memakai sepatu, tak punya sandal jepit.
“Pemerintah tahun ini telah mengantisipasi keadaan seperti ini. Dengan menyediakan kain ihram, kaos kaki, sarung tangan ihram, sabuk ihram, sandal jepit dan payung di Bandara,” pungkasnya.<Anto/geobdg>