JAKARTA (geobdg) — ReforMiner Institute mengatakan bahwa gas bumi masih akan memiliki peran penting sebagai sumber energi di sejumlah negara. Padahal, gas bumi sendiri merupakan sumber energi fosil yang tak terbarukan. Walaupun diperhitungkan memang menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah bila dibandingkan dengan sumber fosil lainnya seperti batu bara.
Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan hampir sebagian besar negara di dunia, terutama negara maju masih akan memanfaatkan gas bumi. Hal tersebut, dilakukan sebagai upaya untuk menyeimbangkan keberlanjutan pasokan energi namun dengan terus menurunkan emisi karbon yang dihasilkan.
“Berdasarkan BP Energy Outlook 2023, sampai dengan tahun 2050 gas bumi diproyksikan masih akan menjadi sumber energi fosil terbesar dalam bauran energi global,” katanya dalam kajian ReforMiner, dikutip Kamis, 1 Pebruari 2024.
Dia menuturkan dalam skenario Net Zero Emission (NZE) atau netral emisi karbon dunia untuk tahun 2050 mendatang diproeksikan sebesar 9,2%. Sedangkan pada skenario lainnya yakni New Momentum, porsi gas bumi pada bauran energi global pada tahun yang sama diproyeksikan sebesar 22,6%.
Saat ini, katanya, berdasarkan data BP Energy yang diolah oleh ReforMiner menunjukkan porsi bauran minyak dan gas bumi global masih mendominasi bila dbandingkan dengan sumber energi lainnya seperti batu bara, EBET (energi baru, energi terbarukan), dan nuklir.
Untuk bauran minyak secara global terhitung mencapai 31,6%, sedangkan gas bumi sebesar 23,5%. Adapun batu bara terhitung baurannya mencapai 26,7%, EBET sebesar 14,2%, dan terakhir nuklir mencapai 4%.
Namun, apabila melihat lebih jauh lagi pada target bauran energi dunia di tahun 2050, bauran energi dari EBET ditargetkan mencapai 74,4% sedangkan sisanya terbagi antara minyak dan gas bumi, nuklir, dan batu bara sebagai bauran energi terendah.**
<Anto/geobdg>.
