Bandung — Dokter “Hussam Abu Safiya”, contoh nyata dari keberanian dan pengabdian. Berdiri tanpa senjata di hadapan tank- tank Israel. Hanya dipersenjatai dengan gelar akademis yang tinggi, akhlak yang mulia, dan prinsip-prinsip yang teguh. Dia bertahan di Rumah Sakit Kamal Adwan di Utara Gaza. Menjalankan tugas kemanusiaannya untuk merawat para korban perang, dengan tetap setia pada tanggung jawabnya terhadap rakyatnya.
Meskipun tentara pendudukan Zionis membunuh anaknya, itu tidak menghentikannya untuk melanjutkan pekerjaannya dengan tekad dan keteguhan di dalam rumah sakit. Dokter ini terus menjalankan tugas kemanusiaannya meskipun rumah sakitnya diserang dengan tembakan artileri, dan dia mengalami cedera parah.
Meskipun terkepung, dia tetap setia pada pekerjaannya. la terus melayani meskipun rumah sakitnya dihantam dengan tembakan artileri, yang mengakibatkan luka parah pada dirinya, namun ia terus bekerja tanpa menghiraukan rasa sakitnya.
Selama lebih dari setahun, dokter ini memohon kepada dunia untuk membantu pasien dan korban yang dirawat di rumah sakit, sambil mengirimkan pesan kepada dunia. Namun, tidak ada yang mendengarkan seruannya.
Ketika semua upaya gagal, tentara Israel menyerbu rumah sakit, mengeluarkan pasien, membakar banyak orang, dan menangkap banyak pemuda. Mereka juga membakar rumah sakit secara keseluruhan.
Akhirnya, dokter “Hussam Abu Safiya” dikepung. Berdiri tanpa senjata di hadapan tank, menghadapi penjajah dan dunia yang tidak peduli. Menyerahkan dirinya, namun gambarnya tetap menjadi simbol semangat dan martabat yang tidak tergoyahkan.
Mereka mengepungnya, menargetkannya, melukainya, mengejarnya, mengancamnya. Mereka mengeksekusi anaknya, buah hatinya, untuk mengosongkan Rumah Sakit Kamal Adwan. la menguburkan anaknya di halaman rumah sakit dan menolak meninggalkan pasiennya, lalu kembali melanjutkan tugas profesional dan nasionalnya.
Bahkan ia menolak meninggalkan Gaza meskipun ia dan keluarganya memegang kewarganegaraan lain! la bertahan dengan keteguhan yang bahkan tidak bisa dicapai oleh gunung- gunung yang kokoh!
Hati yang baik, ikon keteguhan dan moralitas di zaman kotor dan penyerahan diri, Dr. Hussam Abu Safiya kini berada dalam cengkeraman penjajah, setelah dipukuli, pakaiannya dicabut dengan paksa, dan ditangkap secara zalim! Setelah suaranya hancur karena memohon kepada dunia yang tuli, hingga detik terakhir. sumber IG;jinanmusliim; <Kin/geobdg>