BANDUNG — Melansir pada situs resmi BMKG, ENSO adalah anomali pada suhu permukaan laut di Samudera Pasifik. Di pantai barat Ekuador dan Peru yang lebih tinggi daripada rata-rata normalnya. Lalu apa yang terjadi jika RI dilanda La Nina dan Angin Timuran?
Disebutkan, iklim di Samudra Pasifik terbagi ke dalam 3 fase. Yakni, El Nino, La Nina, dan Netral. Pada fase Netral, angin pasat berhembus dari timur ke arah barat melintasi Samudra Pasifik. Menghasilkan arus laut yang juga mengarah ke barat dan disebut dengan Sirkulasi Walker. Suhu muka laut di barat Pasifik akan selalu lebih hangat dari bagian timur Pasifik.
Sedangkan saat fase El Nino, angin pasat biasa berhembus dari timur ke barat melemah atau bahkan berbalik arah. Pelemahan ini dikaitkan dengan meluasnya suhu muka laut hangat di timur dan tengah Pasifik. Air hangat bergeser ke timur menyebabkan penguapan, awan, dan hujan pun ikut bergeser menjauh dari Indonesia. Hal itu, berarti Indonesia mengalami peningkatan risiko kekeringan.
Jika terjadi fase La Nina, hembusan angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat. Hal ini, sepanjang ekuator menjadi lebih kuat dari biasanya. Menguatnya angin pasat mendorong massa air laut ke arah barat, maka di Pasifik timur suhu muka laut menjadi lebih dingin. Bagi Indonesia, berarti risiko banjir lebih tinggi, suhu udara yang lebih rendah di siang hari, dan lebih banyak badai tropis.
Masuknya La Nina
Masuknya La Nina di saat musim kemarau di Indonesia. Diharapkan bisa membantu mengurangi dampak musim kemarau tahun 2024 ini. Hal itu, akan menghasilkan musim kemarau basah di wilayah-wilayah Indonesia.
“ZOM yang diprediksi akan masuk musim kemarau pada periode Dasarian I-III Agustus 2024, sebagian Bangka Belitung. Sebagian kecil Kalimantan Barat, sebagian Kalteng, sebagian Kalsel, sebagian Kaltim, sebagian Sulsel. Lalu sebagian Sulbar, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulteng, sebagian Gorontalo, sebagian Sultra, sebagian Maluku Utara dan Maluku, sebagian Papua Barat, sebagian Papua,” kata BMKG.
Sementara itu, angin timuran akan memicu kondisi kering dan suhu lebih dingin di Indonesia. Karena angin timuran atau Monsun Australia berhembus dari bumi belahan Selatan yang sedang dilanda suhu dingin. Dan tekanan tinggi menuju wilayah bumi belahan Utara sedang memiliki wilayah tekanan rendah, melewati Indonesia.
“Secara klimatologis, angin timuran atau monsun Australia biasanya terjadi di bulan Juni-Agustus. Saat periode puncak musim kemarau,” ungkap prakirawan cuaca BMKG dalam tayangan video di akun Youtube Info BMKG.
Peringatan Dini BMKG
Dalam analisis terbaru itu, BMKG juga mengeluarkan 2 peringatan dini. Hasil pemutakhiran 31 Juli 2024. Berlaku untuk Dasarian I Agustus 2024.
Berikut peringatan dini yang diterbitkan BMKG:
- Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi
Waspada
Beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, dan Papua
Siaga
Beberapa kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, Papua Barat Daya, dan Papua Tengah
Awas
Beberapa kabupaten/kota di Maluku
- Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis
Waspada
Beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat (NTB)
Siaga
Beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, dan Nusa Tenggara Timur (NTT)
Awas
Beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Timur, NTB, dan NTT. <Anto/geobdg>