BANDUNG — Kembali heboh berita Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono dan wakilnya Dhony Rahajoe secara mendadak mundur. Hal itu, memperoleh tanggapan yang beragam dari berbagai pihak. Mereka umumnya mempertanyakan kelanjutan pembangunan ibu kota pengganti Jakarta tersebut.
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai mundurnya kedua pejabat itu sebagai pertanda kurang baik.
“Ya, jadi keberlanjutan proyek akan menjadi tanda tanya,” kata Bhima, dilansir Tempo, Senin, 3 Juni 2024.
“Hal ini merupakan cerminan kurang baik. Sinyal negatif untuk kepastian proyek IKN, terutama di pemerintah baru.”
Alhasil, kata Bhima, situasi ini akan menimbulkan keraguan bagi investor. Tentunya, baik domestik maupun investor asing, untuk menanam modalnya di IKN. Apalagi Bambang dan Dhony mundur ketika baru dua tahun menjabat. Presiden Jokowi melantik mereka pada 10 Maret 2022, lalu.
“Hal ini tentu, sinyal buruk bagi kepastian berusaha. Karena menunjukkan ada masalah yang membuat Kepala Otorita IKN sampai mundur. Apa ada tekanan atau karena apa dan tidak mungkin dilakukan,” paparnya.
Anggota DPR RI Daniel Johan mengungkapkan mundurnya Bambang Susantono perlu dijadikan momen bagi seluruh pihak. Hal itu, untuk duduk bersama guna mengevaluasi target-target pembangunan IKN.
Dikatakan Daniel, banyak orang yang menilai target-target pembangunan IKN cukup tinggi. Sehingga Kepala Otorita IKN menanggung beban yang sangat berat.
“Ya mungkin di luar bayangan kita, seperti mengejar target-target untuk sampai 17-an (upacara 17 Agustus 2024). Target pembangunan infrastruktur harus beres,” ungkapnya, di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Meskipun banyak yang belum yakin, untuk kegiatan Upacara Hari Kemerdekaan RI bisa saja tetap digelar pada 17 Agustus 2024 di IKN. Hal itu, dikarenakan upacara itu digelar hanya sebatas berkumpul. <Anto/geobdg>