Tangkapan Layar: Ace Somantri , Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung.

Zionis Israel, Buang Air dan Merengek ke Amerika.

6 minutes, 15 seconds Read

Oleh : Ace Somantri, Dosen Univetsiras Muhammaditah Bandung

Sejak terusir dan dibantai nazi hingga menyimpan sifat dendam. Terlebih dekade ini, negaranya merasa sudah menjadi sebuah negara yang memiliki kekuatan politik global.

Mereka merasa menguasai dunia, seolah tak ada lagi orang yang memiliki kemampuan. Mengendalikan ekonomi negara selain berkebangsaan yahudi. Terlebih dibeberapa negara maju dibalik kemajuannya terindikasi pengendali ekonominya didominasi bangsa yahudi.

Termasuk hal ihwal Palestina, Zionis Israel menunjukan kesombongannya. Dengan pernyataan seperti mendikte lembaga dunia sekelas PBB. Padahal didalamnya berbagai negara-negara didunia.

Kesombongannya tidak berhenti disitu, negara-negara lain ternyata usut demi usut ada dalam lingkaran jebakan. Tentunya, yang dibuatnya bersama negara adi daya yakni Amerika Serikat. Hampir dipastikan, teknologi bernuansa ekonomi strategis negara adidaya seperti USA telah banyak mengkoneksi. Dengan mudah negara-negara berkembang dan negara ketiga.

Kini da dalam jeratan hutang negara lain dengan hanya mengandalkan dan menggadaikan aset negaranya. Dan akan membuat kedaulatan sosial, politik dan ekonomi semakin lemah.

Begitupun terjadi di negara-negara arab, karena tidak berdaulat dalam ilmu pengetahun warganya. Sehingga “human capital” nya dibawah standar yang berdampak pada semua macam jenis kedaulatan. Termasuk dalam pengembangan kekuatan militer.

Zionis Israel dengan membusungkan dada perlihatkan keakuan dalam kadaulatan teknologi militer. Apalagi dengan bangganya Iron Dome digadang-gadang sebagai tameng pertahanan negara. Dengan serangan secanggih apapun senjata luncurkan menuju lokasi vital di semua wilayah Israel akan terdeteksi. Sekaligus akan dihancurkan sebelum menuju sasarannya.

Brigade Hamas

Terbukti saat serangan mematikan Brigade Hamas menembus pertahanan tersebut. Dengan cara relatif mudah. Iron Dome yang dielu-elukan sebagai pertahanan udara paling canggih. Membuat militer zionis Israel termehek-mehek tak berdaya. Sehigga kerugian besar dialami telah membuat frustasi dan depresi berat PM Netanyahu.

Hal itu serangan membabi-buta ke Gaza tanpa perhitungan strategis lebih penyerangan emosional. Dan ujungnya tentara IDF lelah, lemah dan lesu. Hingga banyak juga diantara mereka yang stres dan depresi.

Berlaga kuat sok jago, merasa mampu dan berani menghadapi musuh dan lawan karena terlalu percaya diri. Hal itu sudah memiliki teknologi canggih, tapi menghadapi Hamas dan al-Quds saja kocar-kacir. Bahkan lari terbirit-birit menghindari sniper-sniper jitu direruntuhan gedung. Kesombongan dibarengi ketakutan, menganggap perlawanan sengit dari militan Palestina.

Memang tak diragukan negeri para mullah bukan negara muslim yang tak dapat dianggap remeh. Sekalipun puluhan tahun di embargo oleh adidaya USA tidak membuat negaranya miskin dan bangkrut. Justru, tindakan politik global yang diskriminatif tersebut memunculkan sikap semangat juang. Untuk bangkit dan spirit maju membangun negeri lebih berdaulat.

Bukan Iran namanya jikalau merengek-rengek gegara diembargo. Malah menurut sebagian pakar dan ahli yang berkunjung dan melihat kondisi objektif dinegara tersebut. Telah memperlihatkan kemampuanya meningkatkan “human capital” sangat dahsyat.

Konon kabarnya, pengembangan teknologi nuklir Iran membuat khawatir negara kompetitor. Karena mereka takut teknologi nuklir untuk bom pembunuh masal. Padahal, pengembangan nuklir bertujuan untuk penyediaan energi dimasa akan datang saat energi berbahan fosil menghilang.

Iran negara satu-satunya dari deretan negara muslim memiliki.kedaulatan teknologi militer maju,. Berikutnya negara Pakistan, bahkan, Iran sudah melesatkan satelit ke angkasa kepentingan negaranya. Saat ini, Iran selalu mendapatkan tekanan politik global dari negara-negara sekutu Amerika Serikat.

Termasuk memberikan tuduhan terhadap negara Iran saat Palestina melakukan berbagai serangan. Terhadap Zionis Israel yang mematikan, negara Amerika dan sekutunya melarang Iran. Hal itu, untuk mengembangkan reaktor nuklir dengan dalih untuk perdamaian dunia. Sementara USA dan Zionis Israel pada kenyataannya membuat reaktor nuklir untuk persenjataan.

Standar ganda dilakukan sangat licik, negara lain dilarang mereka sendiri dibolehkan. Dengan dalil ini dan itu untuk kepentingan dunia. Termasuk saat Zionis Israel melakukan genosida warga Gaza tanpa etika perang. USA justru melegitimasi tindakannya dan sekaligus memasok persenjataan. Sebelas duabelas, Israel dan USA dalam standar gandanya tak ubahnya seperti dwi tunggal.

Sejak serangan Zionis Israel ke kantor konsulat Iran di Damaskus. Salah seorang petinggi militer Iran tewas ditempat. Respon Iran terhadap peristiwa tersebut menjadi pemantik serius negeri para mullah hingga murka. Dengan hasil keputusan negara Iran merespon tindakan brutal tak beradab dari Zionis Israel. Akhirnya ratusan rudal dan drone menyerang titik-titik vital militer Zionis Israel termasuk area penerbangan pesawat tempur.

Iron dome dan radar-radar canggih zionis Isrel dibuat kalangkabut. Dentuman rudal memporak-porandakan beberapa infrastruktur vital di Israel. Panik dan mencekam bagi warga Israel, masuk ke bunker-bunker dibawah tanah. Dan sebagian pergi keluar Israel memenuhi bandara komersil.

Kepanikan dan ketakutan warga Israel sejak perang dengan militan Palestina. Hizbullah dan ditambah sekarang serangan mematikan dari Iran sebagai balasan terhadap petinggi militer Iran. Kabar tersiar, situasi rapat dadakan para petinggi militer dewan perang Israel terjadi debatable. Karena iron dome tidak mampu menangkis secara masif rudal-rudal dan drone Iran mampu menembus area vital Israel.

Saat ini, kekhawatiran pun muncul dari negara sekutu ramai-ramai meminta Netanyahu. Untuk tidak membalas serangan Iran. Alasannya khawatir memantik konflik perang meluas dikawasan jazirah arab atau timur tengah.

Minta Bantuan USA dan PBB

Dalam situasi saat ini, Israel harus membayar mahal, suara menantang dan cuitan Netanyahu dan rezimnya selolah kuat dan berani. Namun nyatanya terkencing-kencing dicelana dan merengek-rengek minta bantuan USA dan PBB agar mengultimatum Iran.

Sebenarnya perang kawasan sudah mulai tanpa disadari. Empat negara secara terbuka sudah terlibat saling serang dengan alutsista dimiliki. Walaupun sebenaranya beberapa negara terlibat dibalik serangan terbuka negara berkonflik. Seperti Amerika Serikat dan Inggris saling serang di laut merah selain mengirim pasukan ke jalur Gaza. Israel terus merengek-rengek tak tau malu meminta keterlibatan USA.

Namun, karena mayoritas negara-negara berharap tak meluas peperangan dikawasan meminta Israel. Untuk tidak menyerang kota Raffah dan tak melakukan serangan balik kembali ke Iran. Iran tidak segan-segan akan melakukan serang balik lebih mematikan dari sebelumnya. Apalagi negara semenanjung arab sebagian besar bila Raffah diserang akan membantu Palestina. Dengan memberi perlawanan secara terbuka termasuk negara Mesir dan Yordania.

Pada akhirnya semua negara sekitar terlibat saling serang dengan dalih menjaga kedaulatan negaranya. Semoga peristiwa ini menjadi ibroh bagi kita semua. Syahwat manusia selalu muncul karena orientasi kekuasaan berlebih.  Wallahu’alam

Share us:

Similar Posts

Leave a Reply