BANDUNG--Indonesia memiliki potensi bencana yang beragam. Namun, seiring perkembangan teknologi, beragam potensi bencana dapat diprediksi dan dimitigasi sehingga dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisasi. Perkembangan teknologi kebencanaan ini tentu memerlukan kesiapan masyarakat.
Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersinergi untuk menyertakan ilmu mitigasi bencana di dalam kurikulum pendidikan.
“Pendidikan menghadapi masalah mitigasi bencana itu sudah harus diberikan sejak dini, bahkan sejak di PAUD, mungkin SD, masuk kurikulum. Oleh karena itu, ini menjadi sangat penting dan itu sudah sudah dilakukan,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam keterangan pers usai membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Rakornas PB) Tahun 2024 di Grand Ballroom Hotel Pullman Bandung Grand Central, Jl. Diponegoro No. 27, Citarum, Bandung, Rabu (24/4/2024).
Seperti dilansir BPMI Setpres, Wapres menyebutkan bahwa edukasi masyarakat memainkan peran yang sama pentingnya dengan teknologi dan inovasi kebencanaan. Penambahan ilmu tentang mitigasi bencana di dalam kurikulum pendidikan anak-anak usia dini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana.
Lebih jauh, Kepala BNPB Suharyanto menegaskan bahwa mitigasi bencana telah berhasil dimasukkan ke dalam kurikulum sejak beberapa tahun belakangan, baik di pendidikan tingkat dasar maupun tingkat lanjutan. Kini, edukasi masyarakat difokuskan pada peringatan dini bencana.<ds/geobdg>