BANDUNG — Hampir tembus diangka Usd2.022 per ons, harga emas dunia naik pada pembukaan perdagangan hari ini. Emas dunia masih menguat walaupun ada tekanan dari penurunan ekspektasi penurunan suku bunga secara cepat yang semakin menurun.
Menurut analis komoditas di JPMorgan, harga emas terus bertahan di atas USD2.000 per ons di tahun baru. Logam mulia akan mendapatkan keuntungan dari penurunan suku bunga tambahan pada 2024, seiring dengan kembalinya permintaan investasi.
Melansir Investing.com, harga emas dunia acuan XAU/USD naik 0,03 persen atau 0,48 bps ke level USD2.022 per ons pada pembukaan perdagangan Selasa, 23 Januari 2024. Emas dunia sudah naik 5,33 persen dalam setahun.
Walaupun bank investasi tersebut masih menyatakan satu-satunya keputusan bullish struktural yang dimiliki adalah untuk emas dan perak. Logam mulia diperkirakan akan kehilangan sebagian dari dorongan tambahan yang diberikan oleh inflasi yang tinggi.
Dikutip dari Kitco, Kepala Strategi Komoditas Global di JPMorgan Natasha Kaneva menuturkan ketidakpastian ekonomi dan geopolitik cenderung menjadi pendorong positif bagi emas, yang secara luas dipandang sebagai aset safe-haven karena kemampuannya untuk tetap menjadi penyimpan nilai yang dapat diandalkan. Dolar AS yang lebih lemah dan suku bunga AS yang lebih rendah juga meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Para analis menunjukkan antisipasi terhadap poros The Fed telah memainkan peran penting dalam reli harga emas baru-baru ini, seperti yang terjadi dalam tiga siklus penurunan suku bunga terakhir.
“Di antara semua logam, kami memiliki keyakinan tertinggi terhadap perkiraan bullish jangka menengah untuk emas dan perak selama 2024 dan memasuki paruh pertama 2025, meskipun penentuan waktu untuk masuk akan tetap menjadi hal yang penting,” kata Kepala Strategi Logam Dasar dan Mulia di JPMorgan Gregory Shearer.
Peluang membeli emas
Shearer menambahkan kemunduran harga apa pun dalam beberapa bulan mendatang harus diperlakukan sebagai peluang pembelian menjelang reli besar yang mereka perkirakan akan dimulai pada pertengahan 2024 ketika pertumbuhan PDB AS melambat.
JPMorgan Research kini memperkirakan The Fed akan melakukan pemotongan sebesar 125 basis poin pada paruh kedua 2024, yaitu 25 bps lebih tinggi dari perkiraan mereka dalam proyeksi 2024 yang diterbitkan bulan lalu, seiring dengan upaya bank sentral untuk mencegah resesi di AS.
Berdasarkan pembaruan prospek ekonomi ini, JPMorgan memperkirakan imbal hasil nominal 10-tahun AS akan turun 30 bps dari 3,95 persen pada akhir kuartal pertama menjadi 3,65 persen pada akhir 2024. Imbal hasil riil menurun dari 1,75 persen menjadi 1,45 persen selama tahun tersebut dalam rentang waktu yang sama.
Penurunan imbal hasil akan mendorong harga emas ke nilai tertinggi baru pada semester kedua 2024, dengan rata-rata USD2,175 per ons pada kuartal keempat. Mereka memperkirakan rata-rata puncak triwulanan sebesar USD2.300 per ons pada kuartal ketiga 2025.
Para analis memperkirakan pembelian bank sentral akan terus mendukung harga emas hingga 2024, sementara aliran bersih ETF yang positif akhirnya akan kembali pada akhir tahun ini.
“Masih ada ruang untuk meningkatkan cadangan di beberapa bank sentral karena lembaga-lembaga berupaya melakukan diversifikasi aset cadangan, sehingga pembelian kemungkinan akan tetap meningkat secara struktural dibandingkan dengan akhir 2010-an,” tulis Shearer.
Para analis percaya setelah dua tahun penurunan kepemilikan emas ETF dan posisi net long di bawah rata-rata di bursa, peningkatan minat investor juga akan menjadi kontributor utama terhadap proyeksi reli emas pada 2024.
<Anto/geobdg>.