BANDUNG — Inflasi AS diperkirakan bisa melandai ke 2,6% yoy pada Agustus 2024. Sebelumnya, pada bulan lalu AS mencatat inflasi 2,9% yoy. Melandai lebih baik dibandingkan ekspektasi dan bulan sebelumnya sebesar 3% yoy.
Di lain sisi, ada sedikit kabar kurang menggembirakan datang dari China. Di mana inflasi China tumbuh lebih lambat dari perkiraan pada Agustus lalu, yakni hanya tumbuh 0,6% (year-on-year/yoy). Sedangkan dalam basis bulanan tumbuh 0,4% (month-to-month/mtm).
Konsensus yang dihimpun oleh Trading Economics memperkirakan inflasi China pada Agustus tumbuh lebih cepat. Menjadi 0,7% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya tumbuh 0,5% yoy. Sementara inflasi bulanan diperkirakan akan stabil di 0,3% (mtm).
Seiring dengan inflasi konsumen yang melambat. Indeks harga produsen (PPI) di Tiongkok pada Agustus malah mengalami deflasi 1,8%. hal itu, lebih dalam dari perkiraan sebesar 1,4% dan bulan sebelumnya 0,8%.
Secara teknikal tren pergerakan rupiah masih terkonsolidasi. Dari rentang support Rp15.430/US$ sampai resistance di Rp15.475/US$. <Anto/geobdg>