BANDUNG — Industri tekstil di Indonesia sedang mengalami kesulitan. Hal ini, tercermin dari banyaknya berita penutupan 6 pabrik dan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan, penurunan order sampai sama sekali tak ada order. Hal itu, membuat pabrik-pabrik tekstil tersebut tutup, hingga menyebabkan puluhan ribu pekerja menjadi korban PHK.
“Pabrik tekstil tutup bertambah lagi. PT. S.Dupantex, lokasinya di jalan Pantura, Pekalongan, Jawa Tengah. Baru tanggal 6 Juni kemarin, akibatnya PHK 700-an orang pekerja,” kata Ristadi dilansir CNBC Indonesia, Kamis (29/9/2024).
“Ini menambah daftar pabrik tekstil melakukan PHK sejak awal tahun 2024. Ada efisiensi ada yang pabriknya tutup karena tak bisa lagi bertahan,” paparnya.
Baca juga: Nikkei-KOSPI Terbang, Bursa Asia Bergairah Lagi
Terlepas dari itu, terdapat orang-orang sempat mendapat keuntungan besar dari penjualan produk tekstil ini. Bahkan, masa jayanya berhasil membawa mereka menjadi konglomerat berharta triliunan rupiah.
Hal ini merupakan daftar konglomerat tekstil di Indonesia:
1 Sri Prakash Lohia
Konglomerat Indonesia asal India Sri Prakash Lohia mencatatkan kekayaan sebesar US$8,1 miliar atau sekitar Rp131,9 triliun. Dia mendapat kekayaan ini sebagian besar dari bisnis manufakturnya.
Pada tahun 1976, orang terkaya keempat se-Indonesia ini mendirikan PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) bersama sang Ayah menyediakan benang pintal. Dalam meniti karirnya, saat itu dia masih menjadi seorang remaja berusia 21 tahun.
Sampai saat ini PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) menjadi perusahaan multinasional memproduksi tekstil ternama di Indonesia. Performa perusahaan baik membuat Sri Prakash betah menduduki 10 besar daftar orang terkaya Indonesia. <Anto/geobdg>