BANDUNG — Kegiatan untuk transplantasi ginjal ini dipersiapkan dari sekitar 4 bulan dan operasinya dilakukan pada awal Januari 2024 ini dengan pembiayaan BPJS Kesehatan. Tindakan itu, dilakukan oleh Tim Transplantasi Ginjal Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dengan pengampuan dari RSCM sebagai bagian dari program unggulan uronefrologi dari kementrian kesehatan.
RSHS Bandung kini telah melayani transplantasi ginjal bagi resipien Trihariyadi Hari Mukadi yang mendapat donor ginjal dari istri tercinta, Ratih Setyawati. Dokter penanggungjawab pasien, dr Afiatin, menyebut, operasi pada pasangan resipien dan donor ini berjalan lancar. Ginjal transplantnya pun langsung berfungsi dalam hitungan detik.
Pasien yang pada akhirnya dapat pulang dengan baik, usai menjalani rangkaian proses dari sekitar 4 bulan lalu. Diketahui, operasi transplantasi ginjal itu, dilakukan pada awal Januari 2024 lalu oleh Tim Transplantasi Ginjal RSHS dengan pengampuan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
“Alhamdulillah ginjal berfungsi normal sehingga tidak memerlukan hemodialisis lagi,” ungkapnya melalui release yang diterima geobdg.com, Rabu, 24 Januari 2024.
“Ya, pasien resipien masih harus melanjutkan pengobatannya dengan melakukan kunjungan rutin ke poli transplantasi ginjal di RSHS demi menjaga fungsi ginjal transplant yang tidak ternilai harganya ini,” tuturnya.
Foto: PasienTtranspalansi ginjal mendengarkan arahan dari dokter RSHS Bandung, belum lama ini.
Kenali Transplantasi Ginjal
Transplantasi Ginjal itu, merupakan terapi pengganti ginjal yang paling ideal untuk pasien Penyakit Ginjal Tahap Akhir (PGTA), yakni pasien dengan fungsi ginjal yang sangat minim sebagai komplikasi dari penyakit yang mendasarinya.
Untuk Penyakit dasar yang sering terjadi menyebabkan PGTA di Indonesa yakni tekanan darah tinggi dan diabetes melitus.
Terapi pengganti ginjal lain yang lebih dikenal masyarakat yakni dialisis atau cuci darah, yang bisa berupa hemodialisis. Hal itu, seperti cuci darah dengan memakai mesin hemodialisis atau peritoneal dialisis yakni cuci darah dengan memakai selaput perut pasien itu sendiri.
Proses transplantasi ginjal bukanlah proses yang sederhana dan mudah, dimulai dengan mencari donor yang harus ikhlas memberikan 1 ginjalnya bagi pasien yang disebut resipien.
Proses penentuan donor ini pun, dimulai dengan evaluasi dari tim advokasi yang akan menilai apakah donor benar-benar mau memberikan ginjalnya secara ikhlas tanpa paksaan.
Namun, bila sudah direkomendasikan oleh tim advokasi, maka donor akan dicek kesehatan secara umum dan kecocokannya dengan resipien untuk menghindari penolakan dari tubuh resipien.
Kemudian hasilnya akan dievaluasi oleh tim medis untuk kemudian dilaksnakan persiapan operasi, selanjutnya operasi akan dilakukan dan pasien harus kontrol ke poli transplantasi seumur hidupnya.
<Anto/geobdg>.