BANDUNG — Kathleen Puckett, mantan analis perilaku FBI yang menangani kasus “Unabomber” Ted Kaczynski. Dia mengungkapkan bahwa Crooks tampaknya memiliki daya tembak yang lebih rendah dibandingkan banyak penembak massal. Hal itu, yang sering membawa banyak senjata dan mengenakan pelindung tubuh.
“Menurut saya, dia tak siap untuk melakukan penyerangan,” ungkap Puckett, sambil mencatat keterbatasan informasi yang tersedia untuk umum.
“Menurut saya, dia memanfaatkan celah yang membuatnya merasa tak diperhatikan. Sehingga dia bisa melepaskan beberapa tembakan kritis,” paparnya.
Selain itu, tak seperti penembak massal lain sering meninggalkan tulisan untuk menjelaskan serangan mereka. Pihak berwenang sejauh ini hanya menemukan sedikit petunjuk, di kamar tidur Crooks atau secara daring.
Hal itu membuat frustrasi para ahli yang mencoba memahami pola pikirnya. Jika membandingkannya dengan Stephen Paddock, pria bersenjata yang menewaskan 60 orang di Las Vegas pada tahun 2017. Hampir tujuh tahun setelah penembakan massal paling mematikan di Amerika. Para penyelidik masih belum tahu mengapa Paddock menarik pelatuknya.
Seperti pembantaian Las Vegas, “ini mungkin situasi di mana semakin banyak kita ketahui, semakin sedikit kita memahami alasan pastinya,” kata Juliette Kayyem. Mantan asisten sekretaris di Departemen Keamanan Dalam Negeri dan analis keamanan nasional CNN.
Bukan Motif Politik
Keluarga Crooks menjelaskan kepada para penyelidik bahwa dia tak pernah membahas politik secara terbuka. Bukti yang ditemukan di rumahnya tak memberikan informasi lebih lanjut tentang nilai-nilai politik atau ideologinya.
Mantan profiler FBI, Mary Ellen O’Toole menuturkan, berdasarkan bukti yang dikumpulkan sejauh ini. Dia pikir rapat umum Trump “sangat menarik” bagi Crooks karena “itu terjadi di halaman belakang rumahnya.”
“Hal ini memberinya perhatian sangat luar biasa. Dan mengangkat ke titik dimana saya pikir itulah alasannya dia memilih ini,” spekulasi dia.
Meski begitu, Puckett menyebut pelaku tunggal yang sebagian besar tak terlihat sebelum diserang. Sebagai masalah paling pelik bagi penegak hukum, dan memperingatkan agar tak terburu-buru cari jawaban tentang motif Crooks.
“Apapun ceritanya nanti, saya rasa ceritanya tak akan sesederhana itu. Ceritanya akan lebih rumit,” tutur Puckett.
“Anda tidak menginginkan versi yang sesederhana itu. Anda menginginkan setiap detail dapat Anda temukan.” tegasnya. <Anto/geobdg>