BANDUNG — Kembali terkuak kekerasan, kelaparan ekstrem, penghinaan, dan perlakuan sewenang-wenang pada tahanan Palestina. Hal itu, sudah menjadi hal yang normal di sistem penjara Israel. Kesaksian ini disampaikan oleh beberapa tahanan yang telah dibebaskan.
Dalam sebuah wawancara, para mantan tahanan menggambarkan berbagai penganiayaan, mulai dari pemukulan parah dan kekerasan seksual. Hingga pemberian jatah kelaparan, penolakan perawatan medis, dan perampasan kebutuhan dasar termasuk air siang hari. Kemudian listrik dan sanitasi, termasuk sabun dan pembalut wanita.
Kesaksian datang dari Firas Hassan, seorang pekerja pelayanan pemuda berusia 50 tahun dari Betlehem, Palestina. Iia ditangkap dan dipenjara oleh Israel berdasarkan perintah penahanan administratif pada tahun 2022.
Sebelum serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023, kondisi penjara Israel masih bisa diterima. Para tahanan bisa mandi air panas, makanan yang layak, waktu di luar di halaman. Dan sekitar enam tahanan dalam satu sel, masing-masing dengan tempat tidurnya sendiri.
Pada awal tahun 2023, Itamar Ben-Gvir diangkat menjadi menteri keamanan nasional yang membidangi penjara. Dia segera mulai menghilangkan “fasilitas” bagi narapidana Palestina, seperti roti segar. Dan membatasi waktu mandi hingga empat menit.
Tetapi, perubahan itu tak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang terjadi setelah 7 Oktober 2023.
“Sebelumnya ada rasa hormat. Namun setelah tanggal 7 Oktober saya yakin saya akan mati di sana. Saya kehilangan semua harapan,” timpal Hassan, seperti dilansir The Guardian, Selasa (6/8/2024).
Sering Dipukuli
Menurut Hassan, sel seharusnya dirancang hanya untuk tujuh orang, menjadi penuh karena diisiksa hingga 20 orang. Dia dan teman satu selnya seringkali dipukuli, terkadang beberapa kali sehari.
Dia mengungkapkan seorang teman satu selnya yang terluka bahkan mengaku diperkosa secara brutal. Dengan tongkat oleh penjaga penjara.
Dengan sedikit air dan tak adanya fasilitas mencuci atau pakaian bersih, kondisi dengan cepat menjadi sangat tak sehat. Makanan untuk penghunti penjara hanya terdiri dari sepotong daging, secangkir keju, setengah toma. Dan setengah mentimun di pagi hari, dan sekitar lima sendok nasi mentah per orang untuk makan malam. Ada satu botol air berukuran 2 liter untuk dibagikan ke seluruh ruangan.
“Para penjaga katakan kepada saya, kami memberi Anda cukup uang untuk membuat Anda tetap hidup. Tetapi jika terserah kami, kami akan membiarkan Anda kelaparan,” ungkapnya. Saat dibebaskan tanpa dakwaan pada April, berat badan Hassan turun 22 kg.
Hassan juga mendengar teriakan Thaer Abu Asab, 38 tahun, yang diduga dipukuli hingga mati di sel sebelah. Hal itu, usai menolak menundukkan kepalanya kepada penjaga.
Saksi lain, Mousa Aasi, warga berusia 58 tahun dari Provinsi Ramallah, menjelaskan kepada Guardian. Bahwa setelah pemukulan, Asab diseret ke halaman di hadapan semua narapidana.
“Mereka bilang dia meninggal di rumah sakit, menurut saya dia sudah meninggal (karena dipukuli),” jelasnya. <Anto/geobdg>