Tangkapan Layar: Ilustrasi pameran otomotif Gaikindo di di Jakarta, belum lama ini.

Penjualan Otomotif Jeblok 21 Persen, dengan Tahun Sebelumnya

1 minute, 30 seconds Read

BANDUNG — Dengan data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), tak heran deflasi secara beruntun turun pada Mei dan Juni 2024. Berdasarkan pula catatan Badan Pusat Statistik (BPS) per Juni 2024, IKK mengalami deflasi sebesar 0,08%. Hal itu terjadi secara bulanan atau month to month (mtm). Data ini turun makin dalam bila dibandingkan deflasi per Mei 2024 yang sebesar 0,03% mtm.

“Kita menjadi kekhawatiran daya beli yang menujukkan kerentanan. Jadi deflasi itu indikasi dari daya beli masyarakat menurun,” kata Ekonom dari Universitas Indonesia Ninasapti Triaswati. Dalam Program Profit CNBC Indonesia, dilansir Rabu (3/7/2024).

Lemahnya daya beli itu terukur dari anjloknya pembelian barang berdaya tahan lama atau durable goods. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Penjualan wholesales atau penjualan dari pabrik ke dealer sepanjang Januari-Mei 2024 yakni sebanyak 334.969 unit. Angka itu jeblok 21% year on year (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni penjualan 423.771 unit.

“Apakah pemerintah bersedia untuk memangkas pajak bisa dipangkas. Dengan menurunkan pajak-pajak tertentu maka harga jual kendaraan bermotor kita bisa turun. Dengan harga turun tadi, maka daya beli masyarakat tadi melemah, masih sanggup membeli. Harganya masih terjangkau,” ungkap Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto.

Dampak melemahnya daya beli itu juga telah membuat ritel-ritel modern tutup gerai. Peritel modern, Matahari Department Store (Matahari), menutup gerainya yang ada di WTC Serpong dan Mal Balekota Tangerang. Hal itu, karena konsumen lebih cenderung membeli barang impor secara daring karena harganya murah. <Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts

Leave a Reply