PESAWAT luar angkasa Orion milik NASA mendarat di Samudra Pasifik, sebelah barat Baja California, beberapa waktu lalu. Pendaratan itu merupakan misi pemecah rekor, setelah melakukan perjalanan lebih dari 1,4 juta mil di orbit mengelilingi Bulan dan kembali dengan selamat ke Bumi, dan menyelesaikan uji penerbangan Artemis I.
Pendaratan itu adalah tonggak akhir misi Artemis I yang dimulai dengan keberhasilan lepas landas roket Space Launch System (SLS) NASA pada 16 November 2022, dari Launch Pad 39B di Kennedy Space Center NASA di Florida. Selama 25,5 hari, NASA menguji Orion di luar angkasa yang keras sebelum menerbangkan astronot dengan Artemis II.
Pendaratan pesawat ruang angkasa Orion – yang terjadi 50 tahun setelah pendaratan Apollo 17 di Bulan – adalah pencapaian puncak Artemis I. Dari peluncuran roket paling kuat di dunia hingga perjalanan luar biasa mengelilingi Bulan dan kembali ke Bumi.
“Uji terbang ini merupakan langkah maju yang besar dalam eksplorasi Bulan Generasi Artemis,” kata Administrator NASA, Bill Nelson.
Ia mengungkapkan, hal itu tidak akan mungkin terjadi tanpa tim NASA yang luar biasa. Selama bertahun-tahun, ribuan orang telah mencurahkan diri mereka ke dalam misi ini, yang menginspirasi dunia untuk bekerja sama mencapai pantai kosmik yang belum tersentuh. “Hari ini adalah kemenangan besar bagi NASA, Amerika Serikat, mitra internasional kami, dan seluruh umat manusia,” ungkapnya.
Selama misinya, Orion melakukan dua kali terbang lintas bulan, dalam jarak 80 mil dari permukaan bulan. Pada jarak terjauhnya selama misi, Orion melakukan perjalanan hampir 270.000 mil dari planet Bumi. Jarak terebut 1.000 kali lebih jauh dari tempat Stasiun Luar Angkasa Internasional mengorbit Bumi, untuk menguji sistem sebelum penerbangan berawak.
“Dengan kembalinya Orion ke Bumi dengan selamat, kita dapat mulai melihat misi berikutnya di cakrawala yang akan menerbangkan awak ke Bulan untuk pertama kalinya sebagai bagian dari era eksplorasi berikutnya,” kata Jim Free, administrator asosiasi NASA untuk Sistem Eksplorasi Direktorat Misi Pembangunan.
“Ini memulai perjalanan kita menuju rangkaian misi reguler dan kehadiran manusia yang berkelanjutan di Bulan untuk penemuan ilmiah dan untuk mempersiapkan misi manusia ke Mars,” ujarnya.
Sebelum memasuki atmosfer bumi, modul awak dipisahkan dari modul layanannya, yang merupakan pembangkit tenaga penggerak yang disediakan oleh ESA (Badan Antariksa Eropa).
Saat masuk kembali, suhu Orion meningkat sekitar setengah panas permukaan Matahari sekitar 5.000 derajat Fahrenheit. Dalam waktu sekitar 20 menit, Orion melambat dari hampir 45.000 mph menjadi sekitar 30 mph karena pendaratannya yang dibantu parasut.
Selama uji terbang, Orion bertahan di luar angkasa lebih lama dibandingkan pesawat luar angkasa mana pun yang dirancang untuk astronot tanpa merapat ke stasiun luar angkasa. Saat berada di orbit Bulan yang jauh, Orion melampaui rekor jarak yang ditempuh oleh pesawat ruang angkasa yang dirancang untuk membawa manusia, yang sebelumnya dibuat pada Apollo 13. <Dede Sudrajat, dari NASA Science>