KUALA LUMPUR–Lebih dari 500 orang dari komunitas pelaut di sekitar pantai negara bagian Sabah Malaysia diusir dari rumah mereka pekan ini. Langkah itu sebagai bagian dari tindakan keras terhadap migran tidak berdokumen, kata aktivis setempat, Kamis (6/6).
Suku Bajau Laut adalah komunitas pengembara laut yang sebagian besar tidak memiliki kewarganegaraan, tinggal di lepas pantai di rumah perahu kayu atau gubuk yang dibangun di atas panggung di distrik Semporna, Sabah, Pulau Kalimantan.
Lahir tanpa dokumen identitas, sebagian besar tidak memiliki akses terhadap fasilitas dasar seperti pendidikan, keuangan atau layanan kesehatan. Mereka seringkali hidup dalam ketakutan akan dideportasi atau ditahan oleh otoritas imigrasi, yang tidak membedakan antara penduduk tanpa kewarganegaraan dan migran tidak berdokumen.
Diperkirakan 1 juta migran tidak berdokumen dan penduduk tanpa kewarganegaraan diyakini tinggal di Sabah, yang merupakan sepertiga dari populasi negara bagian tersebut.
Malaysia dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan penegakan hukum terhadap migrasi ilegal, dengan menahan sekitar 45.000 orang tidak berdokumen sejak Mei 2020, kata Human Rights Watch pada bulan Maret tahun ini.
Sejak Selasa, petugas penegak hukum telah membakar dan menghancurkan rumah-rumah milik suku Bajau Laut di tujuh pulau di Semporna, kata Mukmin Nantang, pendiri kelompok advokasi sosial Borneo Komrad yang berbasis di Sabah.<ds/geobdg>