TASIKMALAYA–Suasana pembagian raport di SMPN 10 Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (28/6), tiba-tiba menjadi haru. Sekelompok orangtua siswa kelas 7 K tiba-tiba merangsek kedepan. Mereka langsung memeluk dan menyalami Ajeng Sartika Rahayu, guru yang menjadi wali kelas secara bergantian.
Momen itu pun kian haru saat para orangtua memeluk Ajeng sambil mencucurkan air mata. “Terima kasih Ibu Ajeng sudah membimbing anak-anak kami,” kata orangtua yang mewakili mereka, sambil menyerahkan kado.
Ajeng dikenal sebagai salah seorang guru yang sangat sabar dan peduli dalam membimbing anak didiknya. Tidak mengherankan jika pada acarapembagian raport, ia merangkul semua siswanya satu persatu.
Menurut smpn10tasikmalaya.sch.id, SMP 10 Tasikmalaya yang tahun ini genap berusia 32 tahun mempunyai sejarah panjang. Sekolah ini didirikan pada zaman Belanda dengan nama AMBACH SCHOOL yang berganti nama menjadi Sekolah Teknik (ST). Lalu pada tahun 1992, beralih fungsi menjadi SMP Negeri 10.
SMPN 10 mempunyai prestasi yang sangat membagakan terutama di bidang non akademik atau kegiatan ekstrakurikuler, baik di tingkat kota maupun di tingkat provinsi.
Pada tahun 2017, Jovanka Alvira Wijaya, menjadi peserta olimpiade matematika tingkat Provinsi Jawa Barat, dan Rahma pada olimpiade IPA.
Pada tahun 2017 pula salah seorang guru yakni Agus Sri Nugroho berhasil menjadi perwakilan dari Jawa Barat ke Tingkat Nasional untuk olimpiade guru IPA, serta Tuti Heryati berhasil menjadi guru literat tingkat Jawa Barat.
Wakil Kepala Sekolah SMPN 10 Tasikmalaya, Nina Anggraini,mengungkapkan bahwa di tahun 2024 ini, sekolahnya menjadi satu-satunya SMP Negeri di Tasikmalaya yang lolos di ajang lomba matematika se Kota Tasikmalaya yang diwakili Fadli M Hafidz siswa kelas 7 K.
Di bidang non akademik, lanjut Nina, M Fhadil Faudzan menjadi juara 3 lomba pencak silat tingkat Kota, dan Fauzi Rizki Ramadhani juara 1 lomba atletik tingkat Kota. Pada 5 Juli ini, ia akan mewakili Kota Tasikmalaya untuk mengikuti lomba atletik tingkat Jawa Barat.<Eman Rusiyaman>