BANDUNG—Penyakit jantung memang sangat menakutkan. Berbagai ulasan kesehatan menyebutkan, penyakit ini sangat mematikan. Banyak orang yang kelihatan sehat-sehat saja tiba-tiba dilaporkan meninggal dunia. Dan, menurut dugaan, ia terkena serangan jantung.
Agar terhindar dari serangan jantung, kamu perlu mendeteksi penyakit jantung koroner terlebih dulu dengan pemeriksaan seperti tes laboratorium, Kateterisasi Angiografi Koroner, hingga CT Scan.
dr. Vito A. Damay, SP.JP, M.Kes, Fiha, Fica, dalam jurnal kesehatan yang dimuat klikdokter.com menyebutkan, jantung koroner adalah penyakit akibat adanya penyumbatan pada pembuluh darah utama (arteri koroner) yang menyebabkan otot pemberi oksigen hingga nutrisi untuk jantung mengalami kerusakan. Jantung koroner perlu dideteksi sejak dini karena penyakit ini dapat menyebabkan serangan jantung hingga kematian.
Nah, berikut adalah cara mendeteksi penyakit jantung koroner yang perlu kamu lakukan.
1. Mengenali Gejala Penyakit Jantung Koroner
Untuk mendeteksi penyakit jantung koroner, kamu perlu mengenali terlebih dahulu gejalanya sejak dini.
Gejalan penyakit jantung umumnya menimbulkan keluhan seperti:
- Rasa tidak nyaman di dada
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Keringat dingin
- Mual
- Kepala terasa ringan atau pusing
- Rasa tidak nyaman pada lengan, punggung, leher, rahang atau perut
- Hilang kesadaran
Jika menemukan gejala seperti di atas, segera berkonsultasi pada dokter. Nantinya, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mendiagnosis penyakit jantung yang kamu alami.
2. Melakukan Pemeriksaan Laboratorium
Untuk mendiagnosis penyakit jantung koroner diperlukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ini tentunya untuk mencegah dan mengendalikan faktor lain yang menyebabkan penyakit jantung koroner, seperti tekanan darh tinggi (hipertensi), kolestrol tinggi (dislipidemia), kencing manis atau penyakit gula, kegemukan dan rokok.
Untuk pemeriksaan gula darah dan kolesterol memerlukan pemeriksaan darah yang dianalisis di laboratorium. Pemeriksaan yang dibutuhkan biasanya adalah gula darah termasuk gula darah puasa, dan kolesterol termasuk LDL, HDL, dan trigliserida.
Pemeriksaan fungsi ginjal juga salah satu pemeriksaan yang mungkin akan dilakukan. Pada akhirnya, hasil dari wawancara klinis dan pemeriksaan fisik oleh dokter akan dikombinasikan dengan pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan laboratorium untuk memberikan hasil interpretasi menyeluruh mengenai:
- Kondisi kesehatan jantung pasien
- Keperluan untuk pemeriksaan lanjutan
- Terapi yang diperlukan
3. Pemeriksaan Treadmill Exercise Test
Pemeriksaan selanjutnya adalah Treadmill Exercise Test atau Stress test. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara berjalan atau berlari di lintasan treadmill atau mengayuh sepeda statis dengan memakai alat EKG jantung.
Tujuan pemeriksaan Treadmill Exercise Test adalah untuk menilai kemampuan jantung bekerja saat sedang beraktivitas. Jika pasien dalam kondisi tidak bisa beraktivitas, dokter mungkin akan melakukan stress test dengan konsumsi obat untuk meningkatkan detak jantung.
Pemeriksaan ini adalah pemeriksaan yang relatif mudah, namun juga memiliki keterbatasan dalam penilaian.
4. CT Scan Koroner
Melalui pemeriksaan ini, pasien akan masuk ke dalam mesin CT Scan yang diberikan injeksi kontras untuk melihat struktur pembuluh koroner jantung. Umumnya, setelah pemeriksaan ini dokter sudah dapat mendiagnosis jantung koroner. Namun, pemeriksaan bisa juga berlanjut ke pemeriksaan kateterisasi angiografi koroner.
5. Kateterisasi Angiografi Koroner
Pemeriksaan katerisasi angiografi koroner dilakukan lewat akses yang dibuat melalui pergelangan tangan atau lipat paha. Gunanya untuk menghantarkan kateter berdiameter sekitar 2 mm ke dalam pembuluh darah. Setelah diberikan injeksi kontras, gambaran pembuluh darah koroner akan terlihat dengan bantuan sinar X Ray.
6. Pemeriksaan Klinis Dokter
Mendeteksi penyakit jantung koroner dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan klinis oleh dokter. Dokter akan memeriksa tekanan darah, suara jantung, dan pemeriksaan tambahan seperti pemeriksaan elektrokardigram (EKG).
Pemeriksaan EKG ini bertujuan mendeteksi kelainan irama jantung atau kondisi jantung yang tidak normal, dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan alat lain.
Nah, itulah cara mendeteksi penyakit jantung koroner. Agar terhindar dari penyakit jantung, kamu perlu menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga secara teratur dan mengurangi konsumsi gula serta makanan cepat saji, ya.
Jika mengalami gejala penyakit jantung seperti nyeri dada, sesak napas, hingga mudah lelah, segera berkonsultasi pada dokter. <Dede Sudrajat/geobdg>