BANDUNG — Kembali, Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa Kaler Kota Bandung. Menggelar sosialisasi penanganan penyakit tuberkulosis atau TBC menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia. Kegiatan ini, dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian, menyampaikan agar masyarakat sadar yang mengidap penyakit TBC.
Tentunnya perlu melakukan langkah-langkah untuk menurunkan tingkat penularan dan juga hospitalisasi, dan kematian karena TBC. Bagi tertular agar segera periksa kesehatan ke puskesmas terdekat, bila terindikasi TBC. Kini, pemerintah akan terus akselerasi eliminasi tuberkulosis ini. saat ditemui
Menurut Anhar, mereka yang terindikasi TBC dan melakukan pemeriksaan terhadap kontak erat dengan minimal 8 orang sekitar harus diperiksakan. Hal itu, penyakit TBC ini reaksi bakterinya dari interaksi kontak pebicaraan melalui udara dan semburan air yang keluar dari mulut.
Sebenarnya kalau penyakit TBC ini sangat berbeda dengan Covid 19. yang perlu isolasi. Kalau ini tak perlu, hanya saja pasien tuberkolosis memang harus mematuhi kaidah pencegahan penularan. Seperti pakai masker, ketika batuk atau bersin, tidak meludah sembarangan dan lain sebagainya.
“Karena TBC ini menyerang saluran pernapasan. Kita juga jadi lebih sistematis, kita tahu bahwa penyakit menular seperti TBC, HIV, malaria, Covid, hepatitis C, hepatitis B. Hal ini, disebakan virus atau bakteri oleh patogen,” ungkap Anhar., saat ditemui di Jamika, Bandung, Jum’at, 19 Juli 2024.
“Kami berharap bantuan masyarakat melalui kelurahan yang diteruskan melalui RW dan kader para pengurus posyandu. Hal ini, tentunya perlunya kolaborasi lintas sektor untuk menghindari stigma negatif di masyarakat,” paparnya.
TBC Bisa Sembuh

Para Ketua RW Kelurahan Jamika, Kota Bandung saat mendengarkan arahan dan sosialisasi penanggulangan Penyakit TBC, pada Jum’at, 19 Juli 2024.
Strategi penanganan TBC ini, kata Anhar, bahwa pihaknya akan mulai memperbaiki surveilans penyakit tuberkulosis. Berdasarkan nama dan alamat atau by name by address pasien. Setelahnya, pasien akan dicatat by name by address lantaran data terkait TBC saat ini tidak akurat.
“Kemudian bagaimana tracing-nya. Kalau TBC kan biasanya sekeluarga, kalau satu kena TBC harusnya sekeluarga kita tes. Dan kalau kena dikasih obat secara rutin,” ujar Anhar.
Sementara itu, Lurah Jamika Budiana mengajak masyarakat kolaborasi dengan PKM Puskesmas Sukapakir. Tentunya, yang ada diwilayah Jamika dan para ketua RW, MUI serta Kamtibmas. Hal itu, agar masyarakat terhindar dari TBC dan sadar tidak menutupi rasa malu bagi mereka yang mengidap TBC.
“Ya, mereka yang terindikasi untuk segera berobat, selama 6 Bulan berturut-turut. Dalam pengobatan ada obat harus diminum untuk menghindari virus. Sebenarnya TBC ini bisa diobati, kalau pengobatan rutin pengidap TBC ini dapat sembuh total,” jelasnya.
Sedangkan, pihak PKM sukapakir memberikan arahan kerja sama berbagai sektor. Dengan memberikan penyuluhan arahan untuk penanggulangan TBC dengan cara memberikan arahan dibidang gizi kesling dikewilayahan. Dan pemantauan langsung ke masyarakat peninjauan dan terus memberikan edukasi warga. <Aden09/geobdg>