BANDUNG — Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons permintaan PT Freeport Indonesia soal perpanjangan relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga yang dilakukan sampai Desember, dari awalnya hanya sampai Mei 2024. Permintaan ini, diungkapkan langsung oleh Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas. Permintaan perpanjangan relaksasi ini sejalan dengan operasi penuh Smelter Gresik di akhir tahun ini.
Jokowi mengungkapkan pemerintah ingin fokus ke urusan perpanjangan kontrak kerja Freeport terlebih dahulu daripada mengurus soal perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat.
“Hal itu, negosiasi (perpanjangan kontrak) ini dirampungkan dulu baru ngurus yang lebih lanjut. Ya, satu aja belom selesai,” ungkap Jokowi di Mercure Hotel Ancol, Jakarta Utara, dilansir, detik, Minggu, 31 Maret 2024.
Seperti diketahui sejak pertengahan 2023 pemerintah melaksanakan pelarangan ekspor untuk konsentrat tembaga. Pemerintah menyarankan agar perusahaan membuat smelter pemurnian dan membuat tembaga memiliki nilai tambah baru ditawarkan ke pasar.
Larangan ini, juga berlaku untuk Freeport yang juga memproduksi tembaga. Tetapi, tahun lalu pemerintah memberikan relaksasi kepada Freeport untuk tetap bisa melakukan ekspor tembaga hingga bulan Mei 2024 mendatang.
Belum selesainya smelter menjadi alasan utama kebijakan relaksasi itu. Tetapi, seusai mendapatkan relaksasi, Freeport justru meminta agar kebijakan itu diperpanjang sampai Desember 2024.
Menurut Tony, permintaan ini telah dikomunikasikan langsung kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif selaku regulator utama pertambangan di Indonesia.
“Ya, (Kita ajukan perpanjangan) Juni hingga Desember. Hal itu, kan pembicaraannya lewat level menteri, masak sama Presiden? Nanti tanya saja sama Pa menteri,” tandas Tony Wenas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. <Anto/geobdg>