Tangkapan Layar: Profil Pemilik Labubu yang Jadi Orang Terkaya di China

Ini Profil Pemilik Labubu Jadi Orang Terkaya di China

3 minutes, 6 seconds Read

BANDUNG — Boneka kelinci Labubu sempat menjadi tren di Indonesia. Dibalik kesuksesan boneka itu ada sosok konglomerat asal China bernama Wang Ning. Kini dia sukses membesarkan perusahaan mainan di kotak misterius, Pop Mart.

Dikutip catatan Forbes, total kekayaan Wang mencapai US$4,2 miliar atau sekitar Rp63,35 triliun per Jumat (20/9/2024). Berkat kemayaan hartanya tersebut membuatnya masuk ke jajaran orang terkaya di dunia dan menduduki peringkat-817.

Baca Juga: Menanti Kebijakan The Fed dan Trump, Rupiah Alami Tekanan

Tak cukup banyak informasi diperoleh terkait asal usul Wang. Dia lahir di Provinsi Henan, China pada 1987. Dikutip SCMP, pada 2009, Wang meraih gelar sarjana periklanan dari Universitas Zhengzhou, China. Setelah kelulusannya, dia bekerja di perusahaan media digital Sina, anak usaha Weibo. Selama bekerja selama setahun, Wang ingin memiliki perusahaan sendiri dengan melahirkan Pop Mart pada 2010.

Keputusannya untuk menjadi seorang pengusaha setelah Wang melakukan perjalanan ke Hong Kong. Dalam perjalanan itu, dia terinspirasi saat meliat jaringan ritel Hong Kong menjual berbagai macam produk sedang tren. Dan memutuskan untuk membawa konsep yang sama ke China.

Gerai pertama Pop Mart berada di area ‘Silicon Valley’ China, Zhongguancun, Beijing. Awal perjalanan bisnisnya pun tak semulus dan semudah membalikan telapak tangan. Wang juga menghadapi banyak masalah mulai dari manajemen inventori hingga layanan pelanggan. Maklum, kala itu Wang masih mencari-cari produk cocok dengan menjual berbagai macam barang.

Bergabung Ke Perusahaannya

Keberuntungan bisnisnya mulai datang pada 2014. Saat mendaftar di Sekolah Manajemen Guanghua Universitas Peking. Wang bertemu dengan sekelompok teman sekelas berpikiran sama dengannya. Dia pun mengajak mereka untuk bergabung ke manajemen perusahaannya.

Kala itu, Wang mulai mengurangi lini produk dijual Pop Mart. Dia memilih untuk fokus pada mainan karakter dijual pada kotak misteri (blind box). Seperti dilakukan mesin penjual kapsul gashapon di Jepang.

Bahkan Wang juga memiliki ide untuk menggandeng sejumlah seniman guna mengembangkan karakter boneka ada di dalam kotak misteri itu. Keputusan itu tepat.

Salah satu paling terkenal adalah seniman Hong Kong, Kenny Wong. Dia menciptakan karakter wanita berwajah bulat dan bermata besar bernama Molly. Hingga kini, karakter itu dicintai oleh jutaan generasi muda China.

Berdasarkan catatan SCMP, kolaborasi keduanya dimulai pada tahun 2016. Dan membuat penjualan Pop Mart melesat dari US$22 juta pada 2017 menjadi US$73 juta pada 2018. Pada penjualan Hari Lajang 2019, Pop Mart sukses meraup penjualan US$22 juta dalam sehari.

Selain itu, ada pula karakter Labubu ciptaan Kasing Lung. Monster mirip kelinci lucu ini diciptakan Lung pada 2015. Pop Mart dan Lung menandatangani perjanjian lisensi eksklusif Labubu pada 2019.

Popularitas Labubu meroket setelah Lisa, anggota girlband Korea Selatan Blackpink, menggunakannya sebagai gantungan kunci. Bahkan, orang rela antre dari pagi demi memperoleh edisi terbatas mainan monster kelinci itu. Saat pembukaan gerai pertama Pop Mart di Indonesia akhir pekan lalu.

Saat pandemi covid-19 melanda, Pop Mart sukses melaluinya. Wang mengarahkan perusahaan untuk mengalihkan penjualan dari gerai fisik ke e-commerce,. Termasuk melalui platform milik perusahaan Paqu dan situs belanja Tmall. <Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts