BANDUNG — Kegiatan pembukaan dan pembekalan bagi semua peserta yang dilakukan di hotel Amaris, jelajah energi Sumatera Selatan menuju PT Pusri untuk melihat langsung pemanfaatan dan pengembangan energi terbarukan yang dilaksanakan di sana, dikutip Kompasiana, Selasa, 12 Maret 2024.
Vice President Lingkungan Hidup PT Pusri, Yusuf Riza mengatakan bahwa upaya energi terbarukan yang sudah dilakukan PT Pusri merupakan singkatan dari PT Pupuk Sriwidjaja yang merupakan anak usaha Pupuk Indonesia yang bergerak di bidang produksi pupuk dan amoniak.
Upaya mempercepat kenaikan energi terbarukan ini salah satunya adalah dengan memasang panel surya di atap (solar rooftop). Hal itu, sebagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 110 Kilowatt peak (kWp).
PT. Pusri juga mengadakan program penghijauan dengan penanaman satu juta pohon hingga tahun 2030. Program transisi energi bagi karyawan Pusri dengan digalakkannya penggunaan kendaraan listrik. Yakni mobil listrik dan motor listrik.
Koordinator Proyek Dekarbonisasi Industri, Institute for Essential Services Reform (IESR), Faricha Hidayati mengungkapkan. Bahwa penyediaan listrik bersih merupakan kunci dalam penurunan emisi sektor industri. Tanpa listrik bebas emisi, bahkan dengan teknologi yang termutakhirpun, sulit rasanya untuk mendekarbonisasi sektor industri.
“Ya, sebagai contoh, teknologi amonia hijau, tak akan lagi menjadi hijau apabila listrik yang mensuplainya berasal dari pembakaran batu bara. Pemasangan PLTS secara mandiri yang sudah dilaksanakan Pusri ini menjadi salah satu upaya paling tepat untuk mempercepat kenaikan bauran energi terbarukan di Indonesia.
Pusri juga mempersiapkan untuk mencapai target net zero di tahun 2060. Selain sumbernya yang tak terbatas, menurut kajian IESR berjudul Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2024,” ungkapnya.
“Energi surya menjadi solusi transisi energi paling efektif karena biaya instalasi dan perawatan yang semakin cost-competitive. Ya, setidaknya dibutuhkan paling sedikit 1/3 listrik Indonesia disuplai oleh energi surya di tahun 2060. Atau sebesar 60% dari total kapasitas daya yang terpasang,” papar Faricha.
Sebagai Pengawas Sekolah, katanya, tertarik mencari tahu kontribusi apa yang sudah diberikan Pusri. Baik kepada sekolah-sekolah dan lingkungan pendidikan di Sumatera Selatan bahkan di Indonesia. Pusri dan tim jelajah energi, menuturkan. Bahwa bagian Community Development Pusri, berupaya ke arah sana dengan memberikan lampu penerangan di tempat-tempat yang memerlukan.
Tentunya, juga mendukung pelaksanaan program Desa Proklim yakni gerakan nasional pengendalian perubahan iklim yang bisa mendukung target penurunan emisi dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim.
“Untuk kontribusi atau program yang dilaksanakan Pusri ke sekolah-sekolah, belum dilakukan secara khusus. Semoga ke depan Pusri dapat berkontribusi dan mendukung pelaksanaan program sekolah. Terutama terkait program energi baru terbarukan, baik di Sumatera Selatan dan juga di seluruh nusantara,” tukasnya. <Anto/geobdg>
