BANDUNG — Perusahaan batu bara milik RI, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG). Menjajaki rencana Akuisisi tambang emas & tembaga di Kalimantan dan Sulawesi. Perseroan ini pula Mengkaji peluang alih kelola tambang nikel. Termasuk alih kelola pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
Direktur Indo Tambangraya Megah. Yulius Kurniawan Gozali saat Media Gathering di Jakarta, belum lama ini, mengungkapkan. Bahwa akuisisi dilakukan untuk memperlebar bisnis Indo Tambang di luar batu bara (non coal). Sehingga ditargetkan mengontribusi 20% dari total pendapatan perseroan dalam lima tahun ke depan.
Pertumbuhan anorganik tersebut dipandang menjadi salah satu cara yang efektif untuk mempercepat pengembangan bisnis non coal Indo Tambang. “Ya, di mineral strategis (yang dijajaki) nikel, tembaga. Mungkin bisa emas karena biasanya kandungan di tambangnya, jadi satu dengan tembaga dan perak,” ungkapnya.
Emiten berkode saham ITMG itu, melaksanakan penjajakan (due diligence) terhadap beberapa perusahaan tambang mineral yang terletak di Kalimantan dan Sulawesi. Tambang mineral yang masuk radar akuisisi ITMG adalah yang berskala kecil hingga menengah. Dengan perkiraan nilai pengambilalihan di atas US$ 100 juta.
Menurut Yulius, ITMG memiliki dana yang cukup untuk membiayai akuisisi. Tercatat, kemampuan pendanaan perseroan mencapai US$ 1,1 miliar. Terdiri atas kas US$ 851 juta dan sisanya dari fasilitas pinjaman perbankan. <Anto/geobdg>