TOKYO–Pada 17 September 2002 selama pertemuan puncak dengan Jepang, Korea Utara mengakui menculik warga negara Jepang. Hampir 22 tahun telah berlalu dan ibu korban mengulangi seruannya agar pemerintah mengambil tindakan sesegera mungkin.
Yokota Sakie (88) mengatakan kepada NHK waktunya hampir habis. Putri Yokota, Megumi, diculik dari Kota Niigata di pesisir Laut Jepang pada tahun 1977 dalam perjalanan pulang dari sekolah. Saat itu, Megumi berusia 13 tahun.
NHK pada Sabtu (14/9) melaporkan, Megumi adalah salah satu dari 17 warga negara yang diculik oleh Korut pada tahun 1970-an dan 1980-an. Lima orang telah kembali, tetapi korban lainnya tidak diketahui keberadaannya.
Yokota mengatakan kepada NHK bahwa putrinya pasti merindukan keluarga dan teman-temannya. Ia juga bercerita tentang kesabarannya menunggu untuk bertemu lagi dengan putrinya selama 47 tahun terakhir.
Yokota dan suaminya, Shigeru yang meninggal empat tahun lalu, memiliki peranan besar dalam upaya untuk mendorong pemulangan semua korban penculikan ke Jepang.
Yokota merasakan ajalnya sudah mendekat ketika kesehatannya memburuk pada Februari tahun lalu.
Saat itu, ia berharap dalam dua tahun setelahnya bisa bertemu kembali dengan Megumi. Namun, sejak saat itu kasus penculikan tidak mengalami kemajuan.
Yokota mengatakan, tanpa tindakan segera dari pemerintah, ia mungkin tidak akan pernah bisa bersatu kembali dengan putrinya. <ds/geobdg>