BANDUNG — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir minta agar Indonesia bisa mengembangkan potensi digitalisasi secara optimal. Salah satunya, membangun ekosistem pembayaran digital saat ini telah menjamur di berbagai negara.
“Di Korea ada Kakao, di China ada WeChat. Ya semoga di Indonesia ada Livin harus kita dorong menjadi agregator. Hal itu, untuk apakah payment buat booking hotel, pesawat terbang, kereta api, ekosistemnya sudah ada di BUMN,” ucapnya. Saat peresmian gedung Mandiri Digital Tower Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Erick menuturkan, potensi digital market di Tanah Air sangatlah besar yakni bia mencapai senilai Rp 4.000 triliun. Pada tahun 2030 mendatang saat puncak bonus demografi Indonesia. “Ya, hingga kapan ini dikuasain asing? Payment system, transaksi, semua,” tuturnya.
Baca juga: mees-hilgers-merah-putih-iringi-penampilan-bersama-fc-twente/
Kini, melalui PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), BUMN sudah memiliki ekosistem digital. Tapi, bukan berarti dia memperbolehkan adanya monopoli dilakukan di perusahaan pelat merah.
“Tetapi saya tak bisa meng-guarantee monopoli, enggak bolehlah itu. Karena ada Livin, ada bank lain, tapi kalau kita memberikan maksimal, saya rasa ini ekosistem dibangun dan saya berharap tadi. Tentu saya, Pak Wamen pasti mendorong ekosistem digital di Kementerian BUMN. Melalui perusahaan-perusahaan BUMN-nya kita harus benar-benar menjadi leading sector di market yang ribuan triliun di tahun 2030. Sayang, dan saya yakin Mandiri dengan Livin-nya bisa terus tumbuh,” imbuhnya.
Erick menambahkan, dia juga berharap bank Mandiri bisa melakukan terobosan-terobosan dalam memanfaatkan bonus demografi tahun 2030 mendatang.
“Kami dari Kementerian BUMN, saya rasa terus mendorong transformasi terbaik harus kita lakukan. Hal itu, untuk kebaikan pertumbuhan ekonomi negara kita dan juga kesejahteraan rakyat Indonesia. Tentu saja, sebagai bagian komitmen kita memastikan hal tersebut terjadi,” tandasnya. <Anto/geobdg>