BANDUNG — Negeri Sakura merupakan salah satu kekuatan ekonomi dunia. Tetapi dalam beberapa pekan terakhir, kabar buruk menerpa negara tersebut. Kemarin, perekonomian Jepang kontraksi lebih besar dari dilaporkan pada kuartal pertama (Q1) 2024. Revisi dilakukan pada PDB, Senin waktu setempat.
Pemerintah memberikan pengumuman jarang terjadi dan tak terjadwal. Hal itu mengaburkan prospek pemulihan ekonomi negeri tersebut. PDB riil Jepang kontraksi sebesar 2,9% secara tahunan (yoy) pada bulan Januari-Maret. Turun dari perkiraan sebelumnya yakni turun 1,8%.
PDB riil periode Oktober-Desember juga direvisi turun menjadi pertumbuhan tahunan sebesar 0,1 persen. Hal itu, dibandingkan kenaikan sebelumnya sebesar 0,4 persen. Sementara untuk periode Juli-September direvisi turun menjadi penurunan tahunan sebesar 4,0 persen. Hal tersebut dari penurunan sebelumnya yakni sebesar 3,7%.
Pemerintah menyampaikan revisi angka PDB untuk Januari-Maret mencerminkan koreksi. Hal itu, yang dilakukan pada data pesanan konstruksi.
“Revisi ke bawah kemungkinan akan menyebabkan pemotongan perkiraan pertumbuhan Bank of Japan. Dalam proyeksi triwulanan baru yang akan dirilis akhir bulan ini. Dan bisa mempengaruhi waktu kenaikan suku bunga berikutnya,” ucap ahli. <Anto/geobdg>