BANDUNG — Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyatakan turbulensi politik bukan penyebab investor takut masuk Indonesia. Dia mengungkapkan investor justru ragu karena menteri-menteri Jokowi tak akur soal kebijakan.
“Saya tak setuju terkait politik, politik malah lebih aman. Tetapi yang jadi masalah itu antar kementerian,” ungkap Aviliani dilansir CNBC Indonesia Rabu, (26/6/2024).
Sebelumnya, Presiden Jokowi mewanti-wanti semua pihak untuk menjaga kondisi politik tetap adem. Tentunya, dalam proses transisi pemerintahan ke presiden terpilih Prabowo Subianto. Pesan itu disampaikan Jokowi saat Sidang Kabinet terkait perekonomian di Istana Kepresidenan.
Jokowi menyebut situasi yang kondusif akan memberikan persepsi positif kepada dunia tentang Indonesia. Sebaliknya, kata dia, turbulensi bakal membuat investor takut masuk RI dan membuat nilai tukar rupiah jatuh.
“Hati-hati mengenai isu-isu setiap hari ada, sampaikan isu yang positif hal-hal positif. Sehingga pasar menjadi yakin, pasar optimis terhadap fundamental ekonomi kita berada pada posisi yang baik,” papar Jokowi.
Aviliani menilai stabilitas politik saat ini bukanlah isu yang membuat rupiah melemah maupun investor ragu. Menurut dia, kekompakan antar kementerian justru membuat para investor tak percaya.
Menurut Aviliani, seperti polemik mengenai Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023 tentang impor. Peraturan terus menerus direvisi, kata dia, menunjukan tak adanya harmonisasi. Gal itu, dalam pembentukan aturan, sampai menyebabkan dunia usaha kebingungan.
“Kalau dunia usaha bingung, bagaimana investor,” tukas dia.
Aviliani memberi bukti lain mengenai kondisi politik setelah Pemilihan Presiden 2024, baik-baik saja. Dia menilai masyarakat cenderung tak ada yang mempermasalahkan tentang hasil Pilpres. Kata dia, keributan justru bisa terjadi ketika negara tak mengurus rakyatnya. <Anto/geobdg>