BANDUNG — Sebelumnya ditetapkan Kementerian Agama sudah melaksanakan serangkaian pembahasan mengenai skema murur ini. Hal tersebut, dengan Otoritas Arab Saudi. Menurut Subhan, lebih dari lima kali pembahasan, antara lain dilakukan dengan pihak Masyariq dan Naqabah (Organda Saudi).
Dari pihak Kementerian Agama, selain Subhan Cholid selaku pengendali teknis layanan luar negeri. Hadir juga Konsul Haji KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam.
Dalam proses pembahasan dan kajian ini, PPIH Arab Saudi juga sudah berkirim surat ke Kementerian Umrah dan Haji Arab Saudi.
Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief melakukan safari ke sejumlah ormas. Tentunya, untuk mendiskusikan masalah murur ini. Dirjen PHU berkunjung ke Majelis Ulama Indonesia dan Nahdlatul Ulama.
Setelah melalui proses kajian, dipilih skema murur didahulukan.
Subhan mengungkapkan alasan jemaah dengan skema murur didahulukan pergerakannya dari Arafah. Kata Subhan, alasan paling utama adalah menghindari kepadatan dan masyaqqah yang lebih besar. Apalagi, jemaah yang ikut dalam skema ini masuk kategori risti, lansia, dan disabilitas.
“Ya. kita dahulukan keberangkatannya untuk menghindari pertemuan jalur murur dan jalur taraddudi Muzdalifah-Mina. Jadi saat murur berjalan, jalur dari Arafah ke Muzdalifah dan Mina masih kosong. Karena, pergerakan Arafah ke Muzdalifah baru dimulai setelah pukul 22.00 WAS. Untuk pergerakan dari Muzdalifah ke Mina, baru dimulai sekitar pukul 23.30 WAS,” timpal Subhan. Dilansir kemenag.go.id, Jum’at 7 Juni 2024.
“Keberangkatan jemaah dengan skema murur lebih awal, akan memberikan waktu lebih longgar bagi jemaah risti, lansia, dan disabilitas. Hal itu, untuk naik dan turun kendaraan, baik di Arafah maupun saat tiba di Mina. Dengan begitu akan menghindari penumpukan kedatangan jemaah haji di Mina,” sambungnya.
“Walau tiba lebih awal, jemaah risti, lansia, dan disabilitas, cenderung tak beraktivitas keluar masuk tenda. Sehingga tidak mengganggu lalu lintas,” katanya.
Subhan juga menegaskan bahwa PPIH terus mendorong petugas kloter dan sektor. Hal itu, untuk menyosialisasikan jadwal dan skema keberangkatan ini kepada seluruh jemaah. <Anto/geobdg>