BANDUNG — Di Kasepuhan Bunisari Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang merupakan Desa Wisata di Kabupaten Bandung. Sering digelar kegiatan yang menjadi daya tarik para wisatawan lokal. Kegiatan menjadi data tarik di Desa Girimekar ini bernama “Nyawang Bulan”.
Makna arti dari Nyawang Bulan ini merupakan salah satu kegiatan tradisi. Tentunya, yang selalu diselenggarakan oleh Desa Girimekar setiap tanggal 14 Hijriah.
Kegiatannya sangat identik dengan nilai-nilai budaya. Diantaranya seperti Pantun Pituduh Pitutur Sesepuh Sunda, Pertunjukan Budaya Lokal, Pasar Jajanan Tradisional. Dan tak kalah penting yakni Promosi dan Anugerah Desa Wisata. Hal ini dikatakan Kepala Desa Giri Mekar, Wahyudi SE, belum lama ini,
Berbagai keunikan bisa dirasakan dalam setiap kegiatan di Desa Wisata ini. Seperti keunikan yakni diwajibkannya bagi para pengunjung ingin berbelanja untuk menukarkan uangnya terlebih dahulu. Dengan koin yang sudah disediakan oleh pihak Desa Girimekar.
“Nilai dari satu koin tersebut adalah senilai Rp 2.500. Keunikan lainnya adalah setiap pengunjung datang dalam acara ini tak diperbolehkan untuk membawa plastik. Wadah makanan yang berbahan plastik. Sehingga para penjual disana menggunakan wadah berbahan bambu dan seng menjajakan dagangannya,” katanya.
Budaya Lokal
Menurut Wahyudi, kekentalan budaya lokal (local wisdum) juga bisa dirasakan dalam setiap kegiatan. Berbagai penampilan budaya dihadirkan oleh pemuda-pemudi dan masyarakat Desa Girimekar. Mulai dari penampilan Tari Jaipong, Tari Tanjung Baru, Pencak Silat, Kaulinan Barudak. Kecapi Suling, serta Kecapi Pantun.
Tidak hanya dari pihak Desa Girimekar, penampilan budaya juga dimeriahkan oleh pihak Desa Cibiru Wetan. Menampilkan Tari Rampak, begitu pula ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi berhasil menampilakan puisi serta nyanyian sunda dalam acara ini.
“Kaya akan budaya sunda, itulah kata yang bisa menggambarkan kegiatan Nyawang Bulan. Di Kasepuhan Bunisari, Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung ini,” tandasnya.
“Hal itu, tentunya akan terus melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak. Untuk bisa memberdayakan Desa Wisata terutama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bandung. Budaya turun temurun ini terus dilestarikan sebagai adat istiadat harus dilestarikan,” pungkas Wahyudi.
<Anto/geobdg>