SEOUL–Rumah sakit umum besar di Korea Selatan mulai Rabu (27/3) menutup sementara sebagian bangsal mereka dan menata ulang stafnya. Mereka juga berjuang mengatasi kerugian yang semakin besar akibat pemogokan berkepanjangan oleh para dokter magang.
Lebih dari 90 persen dari 13.000 dokter magang di negara tersebut melakukan pemogokan selama lebih dari sebulan untuk memprotes keputusan pemerintah yang menambah kuota pendaftaran sekolah kedokteran sebanyak 2.000 kursi dari 3.058 kursi saat ini mulai tahun depan.
Menurut sumber di kalangan pejabat pemerintah, lima rumah sakit besar — Asan Medical Center, Samsung Medical Center, Severance Hospital, Seoul National University Hospital dan Seoul St. Mary’s Hospital — menderita kerugian lebih dari 1 miliar won (Rp 11 miliar) per hari dan berada dalam keadaan darurat.
Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul, lanjut sumber, menutup 10 dari 60 bangsalnya untuk sementara, termasuk bangsal untuk pasien darurat dan pasien kanker.
Mereka juga mendapatkan fasilitas kredit sebesar 100 miliar won untuk talangan guna mengantisipasi kesulitan keuangan lebih lanjut.
Asan Medical Center juga menutup sembilan dari 56 bangsal rumah sakit dan Rumah Sakit St. Mary mengosongkan dua dari 19 bangsalnya sebagai bagian dari tanggap darurat masing-masing. <ds/geobdg>