KAIRO (Mesir) — Kairo sudah mengancam terng-terangan apabila Israel militer Zionis itu nekat meluncurkan invasi darat ke Rafah, wilayah Gaza selatan yang berbatasan langsung dengan Mesir. Ancaman itu tak tanggung-tanggung berupa penangguhan perjanjian damai kedua negara yang telah berlaku sejak 1979.
The Wall Street Journal (WSJ), mengutip diplomat Barat, telah melaporkan perjanjian damai akan ditangguhkan bila militer Israel memasuki Rafah atau jika pengungsi Palestina terpaksa menuju Semenanjung Sinai di Mesir. Ancaman itu, dikatakan setelah pasukan darat Zionis berencana menyerbu Rafah.
Mejelang invasi darat, militer Zionis meluncurkan serangan udara ke wilayah yang penuh pengungsi itu, yang menggugurkan puluhan orang. Sekutu Israel di Barat dan negara-negara Arab memperingatkan Tel Aviv akan terjadinya bencana kemanusiaan jika invasi darat ini dilakukan lagi ke Rafah.
Menurut laporan WSJ, para pejabat Mesir sudah memberi tahu rekan-rekan mereka di Israel melalui perantara Barat bahwa segala upaya untuk mendorong warga Palestina ke Sinai akan secara efektif menangguhkan perjanjian damai tahun 1979.
“Serangan darat Israel di Rafah nantinya, banyak menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan,” ungkap Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry pada hari Sabtu, yang dilansir The Guardian, Minggu (11/2/2024).
Menurut dia, tujuan Israel pada akhirnya sudah jelas bahwa memaksa warga Palestina agar meninggalkan tanah mereka. Seorang pejabat Mesir lainnya menuturkan kepada The Guardian bahwa warga Palestina yang melarikan diri tak akan diizinkan melintasi perbatasan ke semenanjung Sinai. “Begitu juga setiap upaya untuk merelokasi mereka ke tanah Mesir akan menggagalkan perjanjian perdamaian antara Mesir dan Israel, dikedian hari,” pungkasnya.
<Anto/geobdg>