Al-AQSA adalah nama masjid yang tak dapat dipisahkan dari perjuangan bangsa Palestina. Karenanya, motto aksi-aksi unjuk rasa di berbagai negara kerap berupa narasi “Bebaskan Palestina, Selamatkan Al-Aqsa”. Masjid Al-Aqsa pun menjadi pusat tujuan ziarah umat Islam setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi.
“Saya dan keluarga sangat rindu untuk bisa bersujud di masjid Al-Aqsa. Semoga Allah SWT segera menolong kaum muslimin dunia untuk menguasai sepenuhnya Al-Aqsa,” tutur Umi Hani, aktivis sosial kemanusiaan Palestina kepada pers yang menjumpainya, di bandara Kuala Lumpur, baru-baru ini.
Di bulan suci Ramadhan ini, ungkap Umi Hani, banyak Muslim yang berusaha keras ziarah ke Al-Aqsa. Hal itu dilakukan biasanya setelah mereka berziarah ke Tanah Suci. “Bagi muslim yang tidak ke Al-Aqsa, misalnya, yang ada di Indonesia tentu sangat menanti informasi tentang Al-Aqsa. Apalagi pasca peperangan 7 Oktober lalu,” ujar Umi Hani.
Kondisi terakhir Al-Aqsa
Pimpinan jemaah umroh dari Indonesia, ustadz Zen melaporkan, jemaah umroh Indonesia yang notabene berstatus wisata di mata tentara Zionis Yahudi ternyata bisa memasuki wilayah Al-Aqsa. “Yang dilarang itu para pemuda Palestina. Adapun para orangtuanya dibiarkan masuk ke Al-Aqsa,” kata ustadz Zen, warga Cihanjuang Cimahi ini.
Kantor Hamas dalam siaran persnya, yang dilansir AlqudsAlbawlasala.com, Rabu (13/3) menyeru umat Islam dunia untuk tetap berjuang membela Palestina dan memasuki Al Aqsa.
Diserukannya, warga Gaza dan masyarakat Muslim sangat penting hadir di tempat suci Masjid Al-Aqsa setiap hari, dan dalam salat lima waktu.
Dilaporkannya, dalam salat Tarawih pada tanggal tiga Ramadhan, sekitar 45.000 jamaah menyerukan pertolongan dan kemenangan bagi saudara-saudara mereka di Gaza. Para jamaah berbondong-bondong melaksanakan salat Subuh pada hari ketiga Ramadhan di Masjid Al-Aqsa yang diberkahi.
Hamas juga menyerukan kepada masyarakat di seluruh kota dan desa di Tepi Barat untuk berangkat menuju Masjid Al-Aqsa yang diberkati, untuk mematahkan belenggu penjajahan dan pengepungannya, dan untuk menghadapi upaya tak kenal lelah mereka untuk memaksakan rezim penjajah pada kiblat pertama dari dua kiblat dan perjalanan Isra Rasulullah. Semoga Allah memberkati dan memberi kekuatan dan pertolongan. <Achmad Setiyaji/geobdg>