BANDUNG — Cutaneous larva migrans (CLM) adalah infeksi cacing tambang (nematoda) biasanya menginfeksi anjing dan kucing. Kondisi ini biasanya ditemukan di negara-negara berpendapatan rendah di wilayah tropis dan subtropis serta para pelancong ke wilayah-wilayah itu.
Penyakit ini disebabkan oleh invasi kulit oleh larva parasit cacing tambang, setelah masuk, bergerak di bawah kulit dan menyebabkan reaksi peradangan.
“Hewan rentan menjadi terinfestasi dengan membersihkan kaki mereka, atau dengan mengendus kotoran atau tanah terkontaminasi. Larva berkembang menjadi tahap cacing tambang dewasa di usus halus hewan-hewan ini,” ungkap jurnal tersebut.
Baca juga: Cara Konsumsi Teh Hijau Untuk Turunkan Berat Dadan
Ketika hewan terinfeksi membuang fesesnya di tanah atau pasir lembap, telur cacing kemudian menetas menjadi larva.
“Biasanya dalam waktu 2 hingga 9 hari. Manusia, khususnya anak-anak, akan terinfeksi ketika mereka berjalan atau bermain dengan kaki beruang di pasir/tanah terinfeksi,” terang jurnal itu.
“Larva, usai menembus kulit, gagal memasuki aliran darah atau sistem limfatik. Mereka malah menggali di bawah corium kulit dan merayap di lapisan subkutan menciptakan terowongan. Terlihat sebagai lesi linear menonjol pada pemeriksaan fisik,” sambung jurnal.
Lebih lanjut, anak terkena cacing tersebut kemudian diberi obat pembasmi cacing dan meredakan selama tiga hari. Setelah seminggu, rasa gatal yang dialami menghilang dan lesi mulai memudar.
“Anak itu dipantau selama enam minggu, dan pada akhir periode ini lesi sudah sepenuhnya menghilang dan dia dipulangkan dari klinik,” jelas jurnal. <Anto/geobdg>