BANDUNG – Muhammad Aksan Almalik merupakan seorang anak yang masih berusia 22 bulan, Aksan mengidap penyakit Hirschprung dimana terjadi gangguan pada usus besar. Hal ini, yang menyebabkan feses terjebak di dalam usus.. Penyakit bawaan lahir ini tergolong langka, bisa mengakibatkan bayi tidak dapat buang air besar (BAB) sejak dilahirkan.
Aksan merupakan anak dari Engkos Koswara. bekerja sebagai buruh dan berdomisili di Kota Tasikmalaya. Koswara mengatakan perjalanan pengobatan anaknya mengalami penyakit langka tersebut. Berawal dari pemeriksaan di Rumah Sakit Tasikmalaya hingga di rujuk ke Rumah Sakit di Kota Bandung.
“Pengobatan anak saya sudah dilakukan sejak 2022. Dirujuk dari Rumah Sakit Tasikmalaya ke Rumah Sakit Santosa Central Bandung. Hal itu, untuk dilakukan operasi penyakit Hirschsprung yang dialami oleh anak saya,” katanya.
Koswara mengaku senang, biaya operasi anaknya bisa dicover oleh BPJS Kesehatan. Menurutnya untuk biaya ongkos dari Tasikmalaya ke Bandung sudah cukup menguras keuangannya. Apalagi ditambah jika biaya operasi anaknya tidak dicover BPJS Kesehatan. Katanya biaya operasi Aksan berada dikisiran dua belas juta rupiah hingga dua puluh juta rupiah.
“Dengan kondisi anak saya akan dioperasi tentu sangat khawatir. Apalagi di usianya yang baru beberapa bulan. Tetapi saya coba untuk kuat karena semua usaha ini dari Tasik sampai ke Bandung. Hal ini, untuk kesembuhan Aksan,” ucap pria asal Tasik itu.
Aksan harus menjalani tiga kali operasi untuk kesembuhannya di Rumah Sakit Santosa Central Kota Bandung. Proses pelaksanaan dua kali operasi di Santosa Central berjalan dengan sangat lancer. Menurut Koswara pelayanan yang diberikan oleh Santosa Central sangan optimal dan cepat. Terdaftar sebagai peserta JKN pada segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI).
Tak Ada Perbedaan
Koswara mengungkapkan dia sudah beberapa kali menggunakan JKN miliknya untuk berobat. Begitu juga dengan istrinya yang apabila berobat selalu mengunakan JKN. Karena itu, pada saat anaknya harus dirujuk ke rumah sakit dan dilakukan operasi dirinya tidak khawatir lagi. Dengan biaya yang harus dikeluarkan saat pengobatan..
“Saya terdaftar sebagai peserta segmen PBI dari pemerintah, tetapi pelayanannya luar biasa.. Hal itu, yang diberikan dari Rumah Sakit di Tasikmalaya bahkan di Bandung pun (RS Hasan Sadikin dan Santosa Central). Tidak ada perbedaan perlakuan antara pasien JKN dengan pasien berobat dengan mandiri,” ujar dia.
“Saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada BPJS Kesehatan yang sudah banyak membantu saya dan keluarga terutama dalam pengobatan operasi anak saya,” tambah Koswara
Koswara juga menyampaikan bahwa dengan dia berprofesi sebagai buruh harian lepas sehari-harinya. Jika Koswara dan keluarga tidak terdaftar sebagai peserta JKN akan sulit baginya untuk memberi pengobatan. Bahkan untuk biaya operasi pun tidak bisa dia bayangkan apabila tidak menjadi peserta JKN.
“Saya benar-benar apresiasi apa yang sudah dilakukan BPJS Kesehatan dan Rumah Sakit rujukan. Hal itu, sudah memberikan pelayanan yang terbaik bagi peserta JKN. Kesan dan pesan saya sangat baik untuk program JKN dari BPJS Kesehatan.,” imbuhnya.
“Harapannya semoga bisa menjadi lebih baik program JKN BPJS Kesehatannya. Pelayanannya juga bisa terus ditingkatkan agar semua masyarakat nyaman dalam berobat,” tutur Koswara
Menurut Koswara, saat ini masyarakat tak perlu terlalu khawatir dan takut. Untuk tidak dilayani sebagai peserta JKN. Menurut dia, paling penting sudah terdaftar menjadi peserta dan kepesertaannya selalu aktif. <Anto/geobdg>