Tangkapan Layar: Para pengunjuk rasa antipemerintah berbaris menuju istana Perdana Menteri Sheikh Hasina sementara personel militer (tengah) berjaga di kawasan Shahbag, dekat Universitas Dhaka di Dhaka pada 5 Agustus 2024. (AFP/MUNIR UZ ZAMAN).

Akibat Chaos! Bos Bank Sentral & Ketua MA Bangladesh ‘Resign’

1 minute, 53 seconds Read

BANDUNG — Kabar tak sedap menimpa warga bahwa Gubernur Bank Sentral dan Ketua Mahkamah Agung Bangladesh mundur dari jabatannya. Usai demonstrasi berdarah mahasiswa menggulingkan pemerintahan Perdana Menteri Sheikh Hasina menargetkan pejabat lain dijatuhkan.

Pengunduran diri Ketua Mahkamah Agung Obaidul Hassan disampaikan penasihat Kementerian Hukum Bangladesh, Asif Nazrul. Hal itu, dalam sebuah posting video di Facebook. Dia mengungkapkan hal itu sambil menegaskan pengunjuk rasa untuk tetap damai.

“Jangan merusak properti publik apa pun,” ungkapnya dalam postingan itu. Dilansir Channel News Asia atau CNA, dikutip Minggu (11/8/2024)

Gubernur Bank Bangladesh Abdur Rouf Talukder juga sudah mengundurkan diri tapi pengunduran dirinya belum diterima. Mengingat pentingnya posisi tersebut, seperti dikatakan penasihat Kementerian Keuangan Salehuddin Ahmed.

Beberapa hari sebelumnya, empat wakil gubernur terpaksa mengundurkan diri. Sesudah sekitar 300 hingga 400 pejabat bank memprotes apa yang mereka katakan sebagai korupsi oleh pejabat tinggi.

Wakil rektor Universitas Dhaka, ASM Maksud Kamal, juga sudlah mengundurkan diri, dalam sebuat pernyataan universitas itu.

Demontrasi Mahasiswa

Dalam demonstrasi itu, mahasiswa sudah memperingatkan para pejabat pemerintahan Sheikh Hasin untuk mundur. Dari jabatannya diemban saat ini, bila tak mau mendapatkan “konsekuensi mengerikan”.

Universitas sudah menjadi pusat demonstrasi mematikan intensitasnya pun meningkat pada Juli. Mahasiswa demonstrasi menentang kuota dalam pekerjaan pemerintah atau PNS sebelum berubah menjadi kampanye penggulingan Hasina.

Hasina sudah berlindung di New Delhi sejak Senin menyusul makin parahnya demonstrasi. Hal itu, para mahasiswa ini sudah menewaskan sekitar 300 orang, mayoritas ialah kelompok mahasiswa sendiri.

Hasina pun akhirnya mengakhiri pemerintahannya, setelah selama 15 tahun menjabat tanpa gangguan. Di negara Asia Selatan berpenduduk 170 juta orang itu.

Sejak kepergiannya, negara itu juga sudah melakukan penunjukan kepala polisi baru. Hal itu, sebagai bagian dari perombakan petinggi keamanan termasuk kepala baru badan pemantau intelijen teknis dan perubahan. Di antara pejabat senior militer. <Antp/geobdg>

Share us:

Similar Posts

Leave a Reply