BANDUNG — Computer Assisted Test (CAT) itu, sebelum menjadi kebijakan nasional diawali dari Jawa Barat. Hal itu, dikatakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, H. Ajam Mustajam, saat membuka Kegiatan Seleksi Calon Petugas PPIH Kloter dan PPIH Arab Saudi Tahun 1445 H / 2024 Mdi Asrama Haji Indramayu, Lohbener Kabupaten Indramayu, dikutip kemenangjabar.go.id, belum lama ini.
Kala itu, saat dia masih menjabat Kepala Bidang Penyelenggaran Haji dan Umrah, bahwa Jawa Barat akan menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Hal tersebut, dengan pertimbangan agar panitia mengetahui bahwa para peserta benar-benar mengikuti seleksi dan untuk mempercepat pekerjaan.
Awalnya usulan tersebut, ditolak dengan beberapa pertimbangan. Tetapi seiring dengan perkembangan dan efektivitas CAT ini, menjadi kebijakan yang diterapkan pada seleksi calon petugas haji secara nasional.
Terkait dengan komposisi Jemaah haji yang lanjut usia lebih banyak, kata, Ajam menekankan bahwa petugas yang direkrut bukan hanya pintar, tetapi juga cerdas secara IQ (Intellegence Quotient). Karena khawatir orang yang ikut seleksi itu hanya untuk mengejar kepentingan dan kepuasan pribadi serta mengabaikan tugas yang sesungguhnya.
“Pegawai Kemenag berkomitmen bahwa kita akan menjaring dan mencari petugas yang memiliki integritas dan loyalitas pada negara,”tandasnya.
“Seleksi kali ini terbuka untuk siapa saja yang punya nasib dan ditakdirkan berangkat haji,” kilah Ajam.
Ajam menambahkan setelah dua minggu dinyatakan lulus, para calon petugas haji akan mengikuti psikotes. Setelah dinyatakan lulus dari psikolog, imbuh Ajam maka para calon petugas akan mendapatkan pelatihan.
Melalui pelatihan yang diikuti, pasalnya, semoga para petugas harus dapat menguasai medan di tanah suci walaupun baru berangkat. Ia menjelaskan ada tiga tahap lagi setelah proses seleksi ini.
“Ya, sebelum SPMA (Surat Pemanggilan Masuk Asrama) peserta belum dinyatakan bisa berangkat haji,” jelas Ajam.
<Anto/Geobdg>.