Tangkapan Layar: Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyati, saat foto bersama usai sosialisasi kegiatan Aktive Case Finding (ACF) Portable X-Ray, di Cimahi,

Tanggulangi TBC Dinkes Cimahi Kick Off Active Case Finding

2 minutes, 38 seconds Read

CIMAHI — Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Kesehatan menggelar kegiatan Active Case Finding (ACF) Portable X-Ray. Hal itu, dalam rangka menanggulangi penyakit menular Tuberculosis (TBC) di sejumlah tempat di wilayah Cimahi.

Kick off Aktive Case Finding (ACF) Portable X-Ray. Dilaksanakan dari 9 September-11 Oktober 2024 di 5 lokasi dengan target 100 peserta/hari. Hal itu, masing masing 9-13 September 2024 di Pondok Pesantren Misbahunnur wilayah Puskesmas Cipageran. Dan 16-20 September di PT. Dewa Sutratek dan pertama mulai dari 23-27 September 2024 di RW 25 Kelurahan Cibereum, Kecamatan Cimahi Selatan.

Baca juga: WHO: Wabah MPOX Ancam Kesehatan Global

Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyati mengungkapkan bahwa untuk kegiatan Aktive Case Finding (ACF) Portable X-Ray. Di RW 025 Kelurahan Cibeureum ini, termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Cibeureum. Dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Lurah Cibeureum, dan mitra-mitra TBC.

“Ya, kami menekankan pentingnya peningkatan upaya penemuan kasus melalui kolaborasi lintas sektor. Dan pendekatan inovatif seperti ACF Portable X-Ray,” ungkapnya, di Cimahi, belum lama ini..

Berdasarkan data hingga Juli 2024, pencapaian notifikasi kasus TBC baru mencapai 2.140 kasus atau 56,7% dari target 3.775. Sedangkan penemuan terduga TBC juga masih rendah, hanya mencapai 46,5% dari target. Yakni 8.531 dari 18.346 terduga sudah menerima layanan sesuai standar.

“Dengan adanya ACF Portable X-Ray ini, diharapkan bisa meningkatkan jumlah penemuan kasus. Investigasi kontak (IK), dan membantu mencapai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan,” papar Mulyati.

Bentuk Implementasi Program

Kegiatan ACF Portable X-Ray ini, kata dia, merupakan salah satu bentuk implementasi program penanggulangan TBC inovatif dan komprehensif. Program ini melibatkan masyarakat, sektor swasta, dan kerja sama lintas sektor sesuai dengan regulasi.

“Tujuan dari kegiatan ini yakni untuk menemukan kasus TBC secara dini pada kelompok sasaran. Memberikan pengobatan yang sesuai, dan mendukung upaya penemuan kasus infeksi laten tuberkulosis (ILTB),” imbuhnya.

Baca juga: Segini Iuran BPJS Kesehatan Berlaku 12 Agustus 2024, Mau Naik

“Hal ini, sebagai bagian dari upaya kolaboratif, kami juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dalam menangani penanggulangan TBC ini. Terutama di lingkungan sekolah dan institusi pendidikan,” tukas dia.

Kerja sama ini, kata Mulyati, dilakukan melalui skrining kesehatan rutin bagi siswa-siswi dan tenaga pengajar. Edukasi kesehatan tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan TBC. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan penemuan kasus secara dini di kalangan pelajar, merupakan kelompok rentan pada penularan TBC.

“Kedepan kami akan terus melanjutkan kegiatan ACF ini di wilayah Kelurahan Cibabat, Cimahi Utara (30 September- 4 Oktober 2024. Lalu, di SMKN 1 Cimahi (7 – 11 Oktober 2024) dengan prevalensi TBC tinggi. Hal itu, sebagai bagian dari upaya mempercepat eliminasi TBC sebelum tahun 2030,” tandasnya. <Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts