BANDUNG — Argentina resmi masuk terjun ke jurang resesi. Dilansir Trading Economics, negara itu mencatat kontraksi atau ekonomi negatif 5,1% di kuartal pertama (Q1) 2024. Hal itu, perlu diketahui resesi adalah turunnya perekonomian dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun atau lebih.
Sebelumnya PDB Argentina di kuartal terakhir 2023 (Q4) atau konstraksi 2,6%. Hal ini membuat negeri itu sah memasuki resesi teknis.
Hal itu, diyakini sebagai dampak penghematan yang dilakukan pemerintah Presiden Javier Milei. Mulai menjabat pada bulan Desember, dia menghentikan semua proyek pekerjaan umum baru. Hal ini, sebagai bagian dari upayanya untuk memangkas pengeluaran.
Sektor konstruksi turun 19% sedangkan industri manufaktur turun sebesar 13,7%. Konsumsi swasta turun 6,7% sementara konsumsi publik turun 5%. Impor juga merosot sebesar 20,1%. Sektor yang tumbuh hanya ekspor 26,1%.
Javier sendiri memang sudah mendeklarasikan dirinya sebagai “anarko-kapitalis” saat pertama menjabat. Dia berjanji mengambil tindakan terhadap pengeluaran berlebihan selama beberapa dekade. Dan mengendalikan inflasi yang sempat mencapai tiga digit.
Mei lalu, inflasi memang mencapai 4,2%, titik terendah dalam dua setengah tahun. tetapi, kemerosotan ekonomi besar-besaran terjadi.
Di awal pemerintahan, dilansir AFP, Javier memotong setengah kabinet. Dia juga memangkas 50.000 pekerjaan publik, menghapuskan subsidi bahan bakar (BBM). Dan transportasi, serta mendevaluasi peso secara tajam.
Badan statistik Argentina, INDEC, mengatakan bahwa 7,7% penduduk pekerja merupakan pengangguran. Naik 0,8 poin persentase dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Diyakini 300.000 orang baru menganggur sejak kuartal sebelumnya.
Sedangkan Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian Argentina mengalami kontraksi sebesar 2,8% tahun ini. Hal itu, sudah penurunan sebesar 1,6% pada tahun 2023. <Anto/geobdg>
