BANDUNG — Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda menyampaikan bahwa bagi jemaah sakit, agar bersabar dan tabah. Ditambah zikir dan doa untuk kesembuhan, menjaga salat lima waktu. Bila tidak mampu salat dengan berdiri maka boleh salat sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, atau dengan isyarat.
“Ya, berupaya menjaga kesehatan, dengan memperbanyak minum air putih, makan tepat waktu. Tentunya, dengan tetap berada di dalam tenda, minum obat yang dianjurkan dokter, dan istirahat yang cukup,” ucap dia. Hal itu dalam keterangan resmi Kemenag dari Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Sabtu (15/06/2024).
“Sekitar pukul 19.00 Waktu Arab Saudi, jemaah haji mulai diberangkatkan dari Arafah ke Muzdalifah,” imbuhnya.
Dia menambahkan, tahun ini, PPIH memberlakukan skema murur bagi jemaah haji risiko tinggi. Hal itu seperti bagi disabilitas, pengguna kursi roda, dan para pendampingnya di Muzdalifah.
“Mabit di Muzdalifah dengan cara murur adalah mabit yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah. Setelah menjalani wukuf di Arafah,” kata dia.
Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah, kata Widi, tetap berada di atas bus (tak turun dari kendaraan). Kemudian bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
“Jemaah risiko tinggi, lansia dan disabilitas, pergerakan jemaah ke Muzdalifah dilakukan dengan sistem taraddudi (shuttle). Hal itu, mengantar jemaah dari Arafah menuju Muzdalifah,” ungkap dia.
Selama melaksanakan mabit (menginap), kata dia, jemaah bisa istirahat dan berzikir, menyelingi zikir dengan berdoa kepada Allah. Hal itu, dikarenakan Muzdalifah termasuk tempat mustajab.
“Tak ada ibadah khusus selama mabit di Muzdalifah,” terangnya.
“PPIH akan membagikan kantong kerikil saat jemaah haji di Arafah bersamaan. Dengan pembagian snack berat untuk dikonsumsi saat di Muzdalifah,” tandasnya. <Anto/geobdg>