BANDUNG – Berita heboh beberapa hari ini yakni korupsi dalam kasus pengelolaan tata niaga komoditas timah. Hal itu, di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk (TINS). Hal iini, terjadi pada periode 2015-2022 yang berdampak sangat merugikan bagi lingkungan hidup..
Perhitungan valuasi ekonomi dan kerugian lingkungan menimbulkan banyak pertanyaan, apa lagi kerugianya sangat besar.
Kagama Jatim-IAGI Pengda Jatim menyelenggarakan Zoominar Valuasi Ekonomi. Dan Kerugian Lingkungan Akibat Pertambagan, pada Jumat (7/6/24), yang menghadirkan Moderator Ir. Nita Ariyanti, M.Eng., Sekretaris IAGI Jatim.
Lalu, Keynote Speaker Drs. Arif Afandi, M.Si., Konsultan Senior PT. Smelting, Nara sumber Dr. Ardi Hamzah, SE., M.Si., Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo, Dr. Franky Buta Butar, SH., M.Dev. Prac., Dosen Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
Menurut Ahli lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Bambang Hero Saharjo. Kerugian kerusakan hutan di Bangka Belitung (Babel) mencapai Rp 271 triliun.
“Hal itu, termasuk kerugian dalam kawasan hutan dan nonkawasan hutan. Bahkan press release yang baru mencapai Rp 300 triliun,” katanya.
Bambang menjelaskan perhitungan kerugian lingkungan meliputi di kawasan hutan. Dengan kerugian lingkungan ekologisnya, dan biaya pemulihannya.
Kerugian lingkungan ekologis mengacu pada hilangnya fungsi-fungsi ekosistem yang mengatur siklus air, udara, dan nutrient. Sedangkan kerugian ekonomi lingkungan mencakup nilai-nilai ekonomis dari layanan ekosistem yang holing.
“Ya, seperti penyerapan karbon, penyediaan air bersih, dan keanekaragaman hayati,” jelasnya.
Hal ini menjadi bukti nyata dampaknya nyata betapa besar dampak korupsi tambang timah terhadap keberlanjutan lingkungan. Sumber daya alam yang seharusnya menjadi asset bersama bagi keberlangsungan hidup. Hal ini, telah dirampas oleh tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Untuk itu, penting bagi pemerintah dan pihak terkait aagar tidak hanya focus pada aspek ekonomi semata. Pertambangan mendalam pada dampak lingkungan, kesehatan masyarakat, dan keberlanjutan sumber daya alam menjadi hal yang esensial. <Yadi/geobdg>