BANDUNG — Kembali Ekosistem digital dibangun dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) . Hal itu, dijalankan BPJS Kesehatan menjadi salah satu best practice (praktik baik) pengelolaan jaminan sosial dunia.
Hal itulah menggugah International Social Security Association (ISSA), menyelenggarakan kegiatan The 17th. International Conference On Information And Communication Technology In Social Security (ICT 2024) di Indonesia. Bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yang merupakan penyelenggara Program JKN di Indonesia. Kegiatan ini dihadiri 300 partisipan dari 71 Negara di Nusa Dua, Bali, tanggal 6 – 8 Maret 2024.
Saat ini, ISSA mempunyai 350 members institution dari kurang lebih 160 negara. Keanggotaan ISSA berasal dari beberapa continent/regional, seperti, Afrika, Amerika, Asia dan Pasifik, serta Eropa. Konferensi ICT mengangkat tema “Datadriven transformation for a smart, resilient and inclusive social security”.
“BPJS Kesehatan berbagi pengalaman penerapan teknologi informasi untuk jaminan kesehatan di Indonesia. Sejak Program JKN diimplementasikan kami berkomitmen untuk terus berinovasi. Mengembangkan solusi terkini untuk memberikan pelayanan lebih mudah, cepat, dan setara.” kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti, Rabu 6 Maret 2024.
Saat ini BPJS Kesehatan terhubung dengan lebih dari 23 ribu Fasiltas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Dan 3 ribu Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) diseluruh Indonesia.
Dalam ekosistem ini, ada jutaan data layanan kesehatan terkoneksi. Lalu di ekosistem perbankan saat ini lebih 950 ribu kanal pembayaran. Sebanyak 15 kementerian/lembaga sudah terkoneksi dan 100 juta transaksi per hari.
”Dukungan ICT sebagai enabler, driver, dan akselerator Program JKN di Indonesia. Untuk meningkatkan efektifitas program dan mutu layanan. Dengan cakupan layanan JKN yang luas, serta jumlah transaksi tinggi,” ujar Ghufron.
Dikesempatan ini, President ISSA Mohammed Azman menjelaskan kegiatan ini bisa menciptakan jaminan sosial di dunia. Dia menuturkan di Forum Ekonomi Dunia. Dia memproyeksikan transformasi digital memberikan nilai tambah sebesar 100 triliun dolar untuk ekonomi dunia pada tahun 2025. <Anto/geobdg>