Foto Ilustrasi

Serangan di Dunia Maya dan Ancaman di Dunia Nyata

3 minutes, 35 seconds Read

Oleh: Tedi Yusnanda N, Pemerhati Masalah Sosial Asal Pangandaran

PADA suatu pagi yang cerah di bulan Juni 2024, Indonesia terbangun dengan kabar mengejutkan.
Dikutip dari laman Kominfo Server Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) mengalami gangguan sejak hari Kamis 20 Juni 2024 lalu. Gangguan itu menyebabkan beberapa layanan publik. Termasuk layanan Imigrasi terkendala. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia mengungkap insiden itu terjadi karena ulah Ransomware.

Pusat Data Nasional, jantung dari berbagai layanan digital di negara ini, telah diserang oleh kelompok ransomware bernama LockBit. Data penting dienkripsi. Para peretas menuntut tebusan yang besar untuk memulihkan akses. Dampak langsung dari serangan ini mulai terasa di berbagai sektor kehidupan masyarakat, khususnya di kalangan menengah ke atas. Namun, ancaman yang lebih besar mengintai, yang bisa mengguncang stabilitas sosial dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Krisis di Bandara
Di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, ratusan penumpang yang siap berangkat ke luar negeri menghadapi kekacauan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Data paspor mereka tidak dapat diakses, menyebabkan antrean panjang dan pembatalan penerbangan. Para wisatawan asing yang tiba di Indonesia juga terjebak dalam situasi yang sama. Mereka tidak bisa melewati imigrasi karena sistem yang offline. Meskipun masalah ini terutama mempengaruhi kalangan menengah ke atas, dampaknya sangat mengganggu mobilitas internasional dan bisnis

Data BPJS dan Layanan Kesehatan
Bayangkan seorang Ibu yang datang ke rumah sakit dengan anaknya yang sakit parah, hanya untuk diberitahu bahwa data BPJS mereka tidak dapat diakses. Tanpa akses ke data pasien, rumah sakit dan klinik tidak dapat memverifikasi identitas atau riwayat medis pasien, menyebabkan keterlambatan dalam perawatan atau bahkan penolakan layanan. Jutaan masyarakat miskin yang bergantung pada BPJS untuk layanan kesehatan akan menjadi korban langsung dari serangan ini.

Sertifikat Tanah dan Keamanan Properti
Jika serangan ini menyasar data Badan Pertanahan Nasional (BPN), proses administrasi seperti balik nama kepemilikan tanah bisa terhenti. Hal ini dapat menimbulkan konflik hukum dan ketidakpastian bagi pemilik properti. Bayangkan properti yang tadinya jelas status kepemilikannya tiba-tiba menjadi sengketa karena data yang tidak bisa diakses atau hilang.

Wilayah Privasi Terancam
Tidak berhenti di situ, bayangkan serangan ini juga menyasar data perbankan. Privasi warga negara akan terusik, menyebabkan kepanikan dan ketidakpercayaan terhadap sistem perbankan digital. Dampak psikologis dan finansial dari kehilangan atau penyalahgunaan data perbankan bisa sangat merusak, menimbulkan kecemasan nasional yang meluas.

Ketidaksiapan dalam Menghadapi Terorisme Siber
Insiden ini menunjukkan kelemahan serius dalam sistem keamanan siber pemerintah Indonesia. Ketidaksiapan dan ketidakefisienan dalam menangani serangan siber skala besar ini memicu pertanyaan serius tentang kesiapan dan kemampuan pemerintah dalam menjaga keamanan digital negara. Masyarakat mulai mempertanyakan ketangguhan negara dalam menghadapi ancaman terorisme siber yang semakin canggih dan berbahaya.

Menuju Ketahanan Digital
Untuk mengatasi ancaman ini dan mencegah serangan serupa di masa depan, langkah-langkah berikut perlu diambil:

  1. Peningkatan Keamanan Siber
  2. Cadangan Data yang Kuat
  3. Kolaborasi dan Koordinasi
  4. Pembentukan Satuan Tugas Siber

Serangan ransomware oleh LockBit terhadap pusat data nasional Indonesia adalah peringatan keras tentang pentingnya keamanan siber yang kuat. Dampaknya yang luas terhadap mobilitas internasional, layanan kesehatan, dan sektor properti menunjukkan betapa krusialnya proteksi data dalam menjaga kelancaran operasional masyarakat dan ekonomi.

Dengan langkah mitigasi yang tepat dan investasi dalam teknologi keamanan, Indonesia dapat meningkatkan ketahanan terhadap ancaman serangan siber di masa depan. Pemerintah perlu segera bertindak untuk memperbaiki kelemahan ini guna melindungi data dan layanan vital bagi masyarakat, memastikan bahwa bangsa ini siap menghadapi tantangan di dunia digital yang semakin kompleks.

Share us:

Similar Posts