Tangkapan Layar: Ilustrasi Ru[iah minggu ini masih loyo

Rupiah minggu ini masih loyo, Prabowo Effect belum bisa angkat performa

1 minute, 55 seconds Read

Bandung Rupiah masih mencatatkan kinerja kurang memuaskan sepanjang pekan ini. Mata uang Indonesia ini, melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Sekaligus mencatatkan kinerja negatif mingguan selama tiga pekan berturut-turut.

Kinerja negatif rupiah, Berbanding terbalik dengan pasar saham yang tengah euforia setelah Pemilu 2024. Dilansir dari Refinitiv, Rupiah ditutup stagnan 0% di angka Rp15.615/US$, pada Jumat (16/2/). Posisi ini, sama dengan penutupan perdagangan Kamis (15/2/). Secara mingguan, rupiah terpantau menguat sebesar 0,1%.

Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ini. Mengalami anomali pada pemilihan presiden 2024. Yakni melemah satu hari setelah pilpres yang digelar Rabu (14/2/). Pelemahan rupiah ini adalah yang pertama dalam sejarah Indonesia.

Ekonom Bank Danamon, Irman Faiz mengungkapkan. Jika hasil quick count sama dengan real count, maka putaran kedua tak perlu dilaksanakan. Hal itu, akan membantu meminimalkan ketidakpastian politik dan menjaga stabilitas rupiah.

Kombinasi kondisi politik yang lebih pasti dan fundamental rupiah yang kuat bisa memberikan ruang bagi Bank Indonesia (BI). Hal itu, untuk menurunkan suku bunga kebijakan sebesar 50 basis poin (bps) pada paruh kedua tahun 2024 akan membuat apresiasi rupiah semakin besar.

“Ya, perhitungan kami menunjukkan bahwa rupiah, kemungkinan akan rata-rata berada pada Rp14.901/US$ sepanjang tahun 2024,” ungkap Irman, dilansir CNBC Indonesia (17/02).

Sementara Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menjelaskan. Pasar uang masih dipengaruhi oleh tekanan eksternal dan menunggu hasil real count pemilu hingga tuntas.

Tekanan eksternal khususnya dari data inflasi AS yang masih panas. Yakni 3,1% (year on year/yoy) pada Januari 2024 atau jauh di atas target bank sentral AS (The Fed) di level 2%. Hal tersebut kuatnya perkembangan ekonomi AS, Menunjukkan bahwa era tingginya suku bunga dalam beberapa waktu ke depan masih akan terjadi.

Sedangkan, dia juga memperkirakan bahwa BI akan mempertahankan suku bunganya di level 6% sepanjang paruh pertama 2024 dan mulai memangkas suku bunganya di paruh kedua 2024. <Anto/geobdg>

Share us:

Similar Posts